Senin, 09 Februari 2015

LANGKAH MENDAPAT PASANGAN HIDUP


Dalam Kej 2:18-25, Allah melihat bahwa manusia perlu pasangan hidup supaya manusia punya teman yang sepadan untuk mengelola mandat Allah, yakni mengelola alam semesta. Tuhan tidak hanya melihat, tapi Tuhan juga menyediakan dan membawa Hawa kepada Adam dan Adam menerimanya sebagai karunia dari Tuhan. Adam dan Hawa bersatu dan menjadi satu daging.
Dalam Kej 24, kisah Abrahan mencarikan istri bagi anaknya, Ishak. Abraham membuat suatu kriteria untuk pasangan bagi Ishak. Dalam proses pencarian, hamba Abraham melakukan dengan hati-hati, ditunjukkan bahwa ia berdoa. Akhirnya, Tuhan menyediakannya.
Intinya, pasangan hidup itu berasal dari Allah, Allahlah yang memberi. Langkah awal mencari pasangan hidup adalah BERDOA. Kita berdoa meminta kepada Allah, supaya kita diberi pasangan hidup yang tepat. Jadi, yang mengikatkan kita kepada pasangan hidup adalah karena Allah adalah yang memberikannya. Bukan berdasarkan rasa tertarik atau perasaan saja.
Ada hal-hal yang perlu diperhatikan/lakukan dalam mencari pasangan hidup:
1.      Bagian kita adalah menentukan waktu yang tepat untuk memulai hubungan serius dalam pasangan hidup. Waktu yang tepat dilihat dari kematangan hidup seseorang, dimana ia sudah bisa mengerti dan melakukan kehendak Tuhan, yang bisa mengendalikan emosinya, yang bisa bertanggungjawab atas setiap keputusannya, dan ada pertumbuhan, bisa menanggung ketidakenakan, terus menjadi dewasa dan makin menyelesaikan luka-luka dalam hidupnya. Selain itu, diperhatikan juga waktu kapan akan menikah. Pernikahan ideal pada usia 26-28 tahun. Saran, pada usia 22-23 tahun, sudah dapat dimulai hubungan tersebut, yang serius. Dengan catatan, sudah matang dalam kerohaniannya.

2.      Menetapkan kriteria yakni dengan berdoa secara tulus, pasangan hidup seperti apakah yang Tuhan inginkan bagi kita. Terus berdoa dan sambil berpikir, dan menuliskannya berdasarkan keadaan kita juga. Menentukan pula kehidupan dasar yang utama, yakni apakah dia punya persekutuan yang benar dengan Tuhan, apakah dia sudah melakukan kehendak Tuhan, bagaimana kematangan wataknya, apakah dia bertumbuh atau tidak, dan apakah dia punya kesediaan untuk melakukan kehendak Tuhan. Hal selain itu, bagaimana kehidupan sosialnya dan kesehatannya.


3.      Pintu masuk untuk memulai hubungan dengan orang lain, misalnya lewat rasa tertarik (bukan dari fisik, latar belakang keluarga, profesi, tapi tertarik pada kehidupannya), kecocokan kriteria, nasihat pembimbing.

4.      Lewat pintu masuk, mendoakan agar kita lebih mengenalnya, dengan cara bergaul dengan dia lewat persekutuan atau sebagainya.


5.      Jika sudah mantap, jika pria, datanglah kepada si wanita untuk mengajak berdoa. Dan jika wanita, berdoalah pada Tuhan supaya si pria datang dan mengajak berdoa untuk mencari kepastian apa bisa menjadi pasangan hidup.

6.      Setelah ketemu, maka ambillah waktu berdoa sendiri-sendiri untuk merenungkan dia dan meminta Tuhan memberi hikmat agar mengerti apakah dia yang dikehendaki Tuhan.

(radio Immanuel)



7.      Memastikan hubungan, apa hasil dari pergumulan. Jika iya, ambilllah komitmen untuk menikah. Jika tidak, maka perlu ada pengenalan dan pergaulan lagi. Dan jika tidak seterusnya, maka berhentilah, berarti dia bukanlah pasangan hidup yang Tuhan sediakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar