Jumat, 30 Desember 2016

Anemia dan Jenisnya

Anemia berasal dari Bahasa Yunani (ναιμία)(an-haîma) yang berarti “tanpa darah”, yang berarti kekurangan sel darah merah dan/atau hemoglobin yang menyebabkan penurunan kapasitas pengangkutan oksigen ke sel-sel tubuh. Padahal, oksigen diperlukan setiap sel tubuh untuk melakukan metabolisme aerobik.
Berdasarkan laju produksi dan kehilangan sel darah merah, anemia dibedakan menjadi:
a.       Anemia karena produksi yang kurang
Produksi yang kurang bisa karena terjadinya gangguan fungsi hormon eritropoietin. Hormon ini berfungsi dalam meningkatkan laju produksi dan maturasi sel darah merah oleh sumsum tulang belakang. Gangguan fungsi hormon ini dapat disebabkan oleh gangguan hati dan ginjal, dimana pada keadaan normal 90% hormon ini diproduksi oleh ginjal dan sisanya oleh hati.
Produksi yang kurang juga dapat terjadi karena kurangnya bahan-bahan untuk produksi sel darah merah, yaitu zat gizi, diantaranya: zat besi, protein, vitamin B6, B9, B12, dan lain-lain. Masing-masing zat gizi diperlukan dalam tahapan proses pembentukan sel darah merah, seperti pembentukan heme, globin, maturasi sel darah merah, dan lain-lain.
b.      Anemia karena kehilangan sel darah merah
Kehilangan sel darah merah dapat disebabkan oleh karena laju perombakan sel darah merah yang lebih cepat daripada laju pembentukannya, bisa terjadi juga karena kehilangan sel darah merah karena robeknya pembuluh darah yang menyebabkan pendarahan, baik internal maupun eksternal.
      Berdasarkan penyebabnya, anemia digolongkan menjadi:
a.       Anemia defisiensi zat gizi
Anemia ini disebabkan oleh defisiensi zat gizi, baik itu protein, Fe, Cu, Zn, vitamin  B6, B12, dan lainnya. Zat-zat gizi berperan dalam proses pembentukan hemoglobin, baik secara langsung maupun tidak langsung. Fe berperan secara langsung, sebab Fe harus berikatan dengan phortoporfirin IX untuk data membentuk heme. Cu berperan secara tidak langsung, yakni sebagai kofaktor salah satu enzim yang berperan dalam pembentukan heme.
b.      Anemia karena genetika
Anemia ini disebabkan karena mutasi atau kelainan genetik. Anemia karena genetika dapat digolongkan menjadi:
·         Thalasemia
Kelainan pada rantai globin akibat sintesis protein yang terganggu, sehingga hemoglobin tidak terbentuk sempurna
·         Anemia bulan sabit / Sickle Cell Anemia
Kelainan pada saat maturasi sel darah merah, dimana bentuk sel darah merah seperti bulan sabit. Akibatnya sel darah merah tidak dapat mengangkut oksigen seperti pada normalnya.
·         Anemia hemolitik
Kelainan ini menyebabkan sel darah merah menjadi rapuh dan mudah pecah, sehingga laju perombakan sel darah merah lebih cepat daripada laju pembentukannya.
c.       Anemia karena penyakit kronis

Anemia jenis ini adalah suatu akibat dari penyakit kronis, seperti adanya keganasan atau kanker pada sumsum tulang belakang, yang mengakibatkan sumsum tulang belakang tidak lagi mampu memproduksi sel darah merah secara normal. Selain itu, juga bisa karena penyakit gagal ginjal kronis.


Rabu, 28 Desember 2016

PENTINGNYA ZINK DAN ZAT BESI BAGI REMAJA PUTRI

Remaja merupakan fase perpindahan dari masa anak menuju masa dewasa. Pertumbuhan remaja lebih cepat dibandingkan dengan fase dewasa. Pertumbuhan tinggi pada remaja putri berhenti sekitar usia 18 tahun.  Sistem reproduksi remaja putri pada usia 16-18 tahun juga sudah matang dan perlu dipersiapkan untuk proses kehamilan di masa depan. Aktivitas fisik remaja putri yang cukup tinggi pula, khususnya di masa ini dimana waktu bersekolah cenderung panjang, ditambah lagi dengan kursus dan ekstrakulikuler yang harus diikuti tanpa memandang waktu dan cuaca. Berbagai hal ini harus didukung oleh pemenuhan gizi yang optimal diperlukan untuk memaksimalkan pertumbuhan dan status kesehatan, sehingga remaja putri tidak jatuh sakit dan fungsi fisiologisnya tetap berjalan normal.
Pemenuhan mineral zink dan zat besi penting bagi kesehatan remaja putri. Keduanya bekerja dalam meningkatkan sistem imunitas. Zink juga berperan dalam pertumbuhan sel tubuh, sehingga kebutuhan zink yang terpenuhi akan mengoptimalkan pertumbuhan, khususnya tinggi badan pada remaja. Zat besi merupakan salah satu komponen penyusun hemoglobin yang terdapat di dalam sel darah merah. Hemogloblin berfungsi dalam mengikat oksigen dan transfer oksigen ke jaringan-jaringan tubuh. Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan anemia, yang berdampak pada hipoksia dan penurunan produktivitas tubuh. Anemia yang berkepanjangan, kekurangan zat besi pada masa kehamilan juga berdampak pada janin, bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, pemenuhan zat besi harus dilakukan juga bagi remaja putri.

Adapun angka kecukupan zink pada remaja putri usia 16-18 tahun adalah 14 mg dan zat besi 26 mg. Kebutuhan ini dipenuhi melalui makanan sehari-hari dengan pemilihan bahan makanan yang tepat. Sumber zink banyak dari makanan laut, sedangkan sumber zat besi heme pada lauk hewani dan non-heme pada tumbuhan, yang harus diimbangi dengan cukupnya vitamin C yang membantu penyerapan zat besi non-heme. Apabila kebutuhan zink dan zat besi tidak cukup dipenuhi dari makanan, remaja putri perlu mengonsumsi produk yang sudah difortifikasi zink dan zat besi, juga dapat dipenuhi dari suplementasi.

DAFTAR PUSTAKA

Erdman, John W., dkk. 2012. Present Knowledge in Nutrition 10th Edition. Iowa: Wiley-
Blackwell Publishing.
Gropper, Sareen S. 2009. Advanced Nutrion and Human 5th Edition. Canada: Wandsworth Cengage Learning
Nayak, Shivananda. 2013. Essential Biochemistry for Medical Students. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers.
Tang, Guangwen. 2010. Bioconvertion of Dietary Provitamin A Carotenoids to vitamin A in human. Am J Clin Nutr. 2010 May; 91(5): 1468S–1473S
Williams, Lippincot dan Wilkins. 2014. Modern Nutritin in Health and Disease 11th Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer

TOKSISITAS VITAMIN A


Berdasarkan kelarutannya, vitamin A digolongkan menjadi vitamin larut lemak. Hal ini berarti penyerapan dan metabolisme vitamin A berkaitan dengan metabolisme lemak. Di dalam tubuh, terdapat tiga bentuk vitamin A, yaitu retinol, reninal, dan asam retinoat. Masing-masing bentuk vitamin A bertanggungjawab terhadap fungsi tubuh tertentu. Prekursor vitamin A yang terdapat dalam makanan nabati adalah beta karoten.
            Toksisitas vitamin A adalah toksisitas retinol, adapun level toksisitasnya terjadi apabila konsumsi vitamin A (retinol) sebagai berikut:
·         Dewasa                       : 800-1000 ug per hari
·         Busui dan bumil          : 1000-1200 ug per hari
·         Bayi dan anak-anak    : 400-600 ug per hari
Beta karoten yang terdapat dalam pangan nabati harus diubah menjadi retinol terlebih dahulu untuk dapat dimanfaatkan dan disimpan di dalam tubuh. Penyimpanan 80% vitamin A dalam tubuh berada di hati, sisanya berada di jaringan lemak lainnya. Beta karoten dari diet sehari-hari hanya diserap kurang dari 30% oleh tubuh, sedangkan vitamin A dari bahan hewani diserap 70% oleh tubuh. Pengubahan beta karoten menjadi retinol, bentuk vitamin A yang menyebabkan toksisitas, hanya sekitar 5-20%.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bioavailabitilas vitamin A dalam bentuk beta karoten adalah kurang dari 30% dan yang dikonversi menjadi retinol sekitar 5-20%. Jika diasumsikan bahwa bioavailibilitas beta karoten 30% dan konversi menjadi retinol 20%, maka di dapatkan level toksisitas beta karoten adalah sebagai berikut:
·         Dewasa                       : 13333 – 16667 ug per hari
·         Busui dan bumil          : 16667 – 20000 ug per hari
·         Bayi dan anak-anak    : 6667 – 10000 ug per hari

Toksisitas vitamin A dapat menyebabkan berbagai gangguan tubuh, seperti peningkatan aktivitas osteoklas yang berdampak pada penurunan densitas tulang, abnormalitas fungsi hati, gangguan pada perkembangan janin, tumor, gangguan pengelihatan, vertigo, pigmentasi karoten, dan lain-lain.


DAFTAR PUSTAKA

Erdman, John W., dkk. 2012. Present Knowledge in Nutrition 10th Edition. Iowa: Wiley-
Blackwell Publishing.
Gropper, Sareen S. 2009. Advanced Nutrion and Human 5th Edition. Canada: Wandsworth Cengage Learning
Nayak, Shivananda. 2013. Essential Biochemistry for Medical Students. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers.
Tang, Guangwen. 2010. Bioconvertion of Dietary Provitamin A Carotenoids to vitamin A in human. Am J Clin Nutr. 2010 May; 91(5): 1468S–1473S
Williams, Lippincot dan Wilkins. 2014. Modern Nutritin in Health and Disease 11th Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer 

Sabtu, 03 Desember 2016

Pengalaman di Gizi Peduli Indonesia 2016


Gizi Peduli Indonesia (GPI) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Ikatan Lembaga Mahasiswa Gizi Indonesia (ILMAGI) sebagai bentuk kepedulian seluruh mahasiswa gizi se-Indonesia terhadapat masalah gizi yang ada di Indonesia. Kegiatan Gizi Peduli Indonesia (GPI) 2016 dilaksanakan di Makassar tepatnya di Desa Ujung Bulu, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 7 – 9 Oktober 2016. Desa Ujung Bulu dipilih sebagai tempat pengabdian masyarakat karena beberapa alasan, salah satunya rendahnya cakupan ASI Eksklusif, hal ini didasari dari survei yang dilakukan oleh panitia dan didukung dengan data sekunder yang ada. Pengambilan keputusan dilakukan melalui pendataan di instansi pemerintahan dan puskesmas setempat serta dilakukan berbagai survei lokasi.
Jumat, 7 Oktober 2016, adalah hari pertama kegiatan ini, yang dimulai dengan opening ceremony di Gedung Penelitian Ilmiah Univesitas Hasanuddin. Acara dibuka dengan penyambutan oleh Tari Paduppa, salah satu tari tradisional Sulawesi Selatan, yang mengucapkan selamat datang kepada para delegasi dari seluruh Indonesia. Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Panitia Gizi Peduli Indonesia, Ketua FORMAZI, Sekretaris Jendral ILMAGI, dan Ketua Prodi Ilmu Gizi FKM Unhas. Kemudian acara dibuka oleh Wakil Dekan III FKM Unhas dengan simbol pemukulan gong.
Acara dilanjutkan dengan pembekalan materi bagi delegasi mengenai Siaga Bencana Gizi (SiGi) oleh Bu Sabaria Manti Battung, dosen Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hassanudin. Adapun materi yang dibahas mengenai gizi kedaruratan, bagaimana peran ahli gizi sebelum, saat, dan setelah terjadinya bencana. Setelah materi, acara dilanjutkan dengan mobilisasi delegasi ke tempat kegiatan yang membutuhkan waktu sekitar 7 jam perjalanan darat. Setelah tiba di tempat kegiatan, delegasi disambut oleh warga dan dilanjutkan dengan briefing kegiatan untuk hari ke-2 yang dipandu oleh panitia pengarah. Briefing ini meliputi pembagian tugas delegasi untuk  melaksanakan sosialisasi ke 4 SD dan masyarakat umum agar delegasi mengetahui tentang kegiatan apa saja yang akan dilakukan selama kegiatan Gizi Peduli Indonesia.
Pada hari kedua, setelah delegasi selesai mempersiapkan diri dan sarapan, delegasi pergi ke lokasi sesuai pembagian tugas masing-masing, baik untuk sosialisasi ke 4 SD dan masyarakat umum. Sosialisasi kepada masyarakat umum berlokasi di rumah kepala desa Ujung Bulu yang merupakan tempat titik kumpul kegiatan. Karakteristik masyarakat umum meliputi ibu-ibu yang memiliki anak usia bayi dan balita, mereka mendapatkan materi mengenai Pedoman Gizi Seimbang dan 1000 Hari Pertama Kehidupan, serta demo pembuatan MP ASI. Di SD, sosialisasi Pedoman Umum Gizi Seimbang dan Perilaku Hidup Bersih dilakukan oleh delegasi yang bertugas, selain itu juga dilakukan pengukuran tinggi dan berat badan sebagai screening awal status gizi anak sekolah.
Pada pukul 13.00-15.00 WITA dilanjutkan dengan agenda simulasi SIGI. Acara ini merupakan simulasi terhadap terhadap terjadinya bencana dan peran ahli gizi untuk membantu dalam mengurangi resiko terjadinya penyakit dalam bencana. Simulasi GIZI ini dilakukan oleh semua delegasi dimana dibagi menjadi 3 bagian : sebagai korban, tenaga medis, dan dapur memasak. Sesuai dengan materi yang telah disampaikan di awal kegiatan, bahwa setiap profesi memiliki peran dan tanggungjawab masing-masing dalam keadaan bencana. Tenaga medis, seperti dokter dan perawat, bekerja full saat terjadinya bencana, yakni evakuasi korban, dibantu oleh tentara. Ahli gizi memastikan bahwa semua korban mendapatkan asupan gizi yang sesuai standar kecukupan, yakni 2100 kkal/hari. Pada hari ke-2 atau ke-3 pasca-bencana, ahli gizi mengukur status gizi korban, sehingga pemberian makanan lebih dapat disesuaikan dengan kebutuhan korban. Selain itu, ahli gizi juga bertugas dalam mengecek persediaan makanan dan menyusun menu makanan. Menu tersebut diberikan kepada tentara, yang nantinya memasak makanan.
Acara terakhir adalah pemeriksaan kesehatan dimana diikuti oleh ibu dan anaknya. Pemeriksaan kesehatan untuk anak meliputi pemeriksaan berat badan dan tinggi badan. Pemeriksaan kesehatan ibu meliputi pemeriksaan tekanan darah, hb, golongan darah, dan konseling gizi kepada delegasi yang berkompeten. Pemeriksaan kesehatan ini bekerjasama dengan Puskesmas setempat.
Acara utama selesai dan delegasi dapat kembali ke tempat isitrahat untuk mempersiapkan acara malam hari, yaitu acara malam keakraban yang diikuti dengan masyarakat dan kepala Desa Ujung Bulu. Dalam malam keakraban ini, para delegasi menonton film bersama dengan warga. Film ini mengisahkan mengenai budaya dan adat Suku Bugis.

Hari ke-3 merupakan acara terakhir Gizi Peduli Indonesia, para delegasi mengikuti acara penutupan oleh kepada Desa Ujung Bulu dan pemberian kenang-kenangan. Kemudian, delegasi bersiap-siap untuk meninggalkan Desa Ujung Bulu menuju Makassar. Rombongan delegasi dibagi menjadi dua kelompok sesuai dengan rentang waktu kepulagan. Delegasi yang rentang waktu kepulangannya lebih panjang, mengikuti field trip di Kecamatan Rumbia. Delegasi yang rentang waktu kepulangan ke daerah asalnya lebih pendek, mengikuti kegiatan field trip  di Kota Makkasar. Delegasi Unair mengikuti field trip di Kota Makasar, kami mengunjungi salah satu pantai terkenal di Makasar, yaitu Pantai Losari. Setelah itu, kami menuju ke Bandara Sultan Hasanuddin dan kembali ke Surabaya.





DIET UMBI


            “Belum kenyang jika belum makan nasi”, itulah paradigma mayoritas masyarakat Indonesia, yang bergantung pada beras sebagai sumber karbohidrat dalam makanan sehari-hari. Sehingga, kebutuhan beras nasional cukup tinggi dan guna mencukupi kebutuhan tersebut, Indonesia perlu mengimpor beras dari negara lain. Padahal, beras bukanlah  satu-satunya sumber karbohidrat, masih ada bahan makanan lain yang merupakan sumber karbohidrat, seperti umbi-umbian.
            Kandungan karbohidrat dalam umbi-umbian juga cukup tinggi. Umbi-umbian yang sering diketahui oleh orang awam diantaranya kentang, singkong, ketela, ubi jalar, garut, dan talas. Namun, sebenarnya masih banyak jenis umbi-umbian yang tumbuh di negara kita, seperti suek, gembili, ganyong, gaplek, gadung, dan lain-lain. Semua jenis umbi-umbian ini adalah sumber karbohidrat, yang tentunya bisa mengenyangkan juga. Berikut beberapa manfaat mengonsumsi umbi-umbian:
a.       Manfaat dari segi kesehatan
Kalori dari umbi-umbian lebih rendah daripada kalori beras dengan jumlah yang sama. Dengan jumlah kalori lebih rendah, umbi-umbian bisa dimanfaatkan dalam diet penurunan berat badan.
Jumlah serat pada umbi-umbian lebih banyak daripada pada beras. Hal ini tentunya membuat konsumsi umbi-umbian jauh lebih membuat perut kenyang. Selain itu, serat berfungsi untuk melancarkan proses pencernaan manusia.
Indeks glikemik umbi-umbian lebih rendah daripada beras, karena struktur karbohidrat dalam umbi-umbian lebih kompleks. Dengan indeks glikemik yang rendah, tentunya umbi-umbian lebih lama diabsorpsi oleh tubuh, sehingga tidak mengakibatkan naiknya kadar gula darah secara drastis. Oleh karena itu, diet umbi-umbian juga baik bagi penderita diabetes melitus.
Dengan kalori rendah, jumlah serat tinggi, dan indeks glikemik rendah, tentunya membuat umbi-umbian memiliki nilai plus tersendiri bagi kelompok masyarakat yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.
a.       Manfaat dari segi ekonomi
Harga umbi-umbian di pasar jauh lebih murah dibandingkan dengan harga beras. Berdasarkan survei harga yang penulis lakukan di Pasar Mulyorejo (Surabaya), harga beras berkisar diantara Rp 11000,00 hingga Rp 15000,00 per kilogram. Harga singkong hanya Rp 3000,00 per kilogram. Harga ubi jalar kuning Rp 2500,00 per kilogram. Selain itu, umbi-umbian juga bisa tumbuh mudah di kebun atau halaman rumah.
Dengan demikian, tentunya membuat umbi-umbian lebih mudah diakses oleh semua kalangan masyarakat, termasuk masyarakat yang memiliki tingkat pendapatan menengah ke bawah.
b.      Manfaat dari segi politis
Konsumsi umbi-umbian dapat menekan jumlah kebutuhan beras. Dengan menukar nasi yang dikonsumsi dalam 1 kali jam makan sehari dengan umbi-umbian, misalkan masyarakat yang biasanya sarapan nasi, kini ditukar dengan sarapan singkong rebus atau ubi jalar kukus; tentunya mengurangi jumlah kebutuhan beras nasional. Sehingga, pemerintah tidak perlu lagi mengimpor beras dari negara lain.
Dari ulasan di atas, kita dapat melihat bahwa konsumsi umbi-umbian memiliki banyak manfaat dari berbagai segi. Diet umbi-umbian perlu dimasukkan ke dalam menu makan sehari-hari, khususnya guna menggantikan posisi beras, walau tidak secara total. Misalkan hanya sebagai makanan pada sarapan. Oleh karena itu, perlu peran berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga dan tenaga kesehatan, dan lain-lain; untuk mengubah presepsi masyarakat bahwa tidak hanya beraslah yang menjadi makanan utama dan mengedukasikan kepada masyarakat mengenai manfaat diet umbi-umbian.

DAFTAR PUSTAKA
Rofles, Sharon Rady., Whitney, Ellie. 2013. Understanding Nutrition. 13th ed. United States America: Wadsworth Cengange Learning.

Persagi. 2013. Pengantar Dietetik Rumah Sakit.


Kamis, 07 Januari 2016

PERSEPSI DAN BUDAYA

Pengertian Persepsi
     Persepsi adalah cara pandang seseorang mengenai suatu hal. Dalam sumber lain, menyatakan bahwa persepsi adalah proses internal dalam diri seseorang yang dilakukan untuk memilih, mengorganisir, dan mengevaluasi rangsangan dari luar.

Contoh Persepsi
     Dalam suatu lingkungan sosial, terdapat keberadaan prostitusi di Doly, Surabaya. Kebanyakan orang berpersepsi bahwa prostitusi bukanlah hal yang baik, sehingga kebanyakan setuju ketika Walikota Risma membubarkan tempat prsotitusi tersebut. Namun, ada sebagian orang yang tidak setuju, karena dengan dibongkarnya tempat prostitusi malah terjadi banyak pengangguran, angka  penyebaran HIV/AIDS pun tidak bisa dikontrol, karena prostitusi yang semula berfokus pada suatu tempat berubah menjadi menyebar, di sembarang tempat yang tidak diketahui.

Pengertian Budaya
     Budaya adalah gagasan, ide, norma, yang dimiliki oleh manusia dan diturunkan dari generasi ke generasi, untuk memenuhi dan mengatur kehidupan manusia.

Persepsi Manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya:

a. Sistem kepercayaan, nilai, dan sikap
     Kepercayaan adalah hal yang diyakini oleh individu mengenai karakterisktik suatu hal.
     Nilai adalah ukuran atau takaran mengenai baik-buruknya dan benar-salahnya suatu perilaku
     Sikap adalah cara respon seseorang terhadap suatu hal. Sikap dipengaruhi dan terbentuk oleh kepercayaan dan nilai.
    Misalkan: Seorang muslim memandang (berpresepsi) bahwa babi adalah haram, tidak layak untuk dimakan. Presepsi tersebut terbangun dari kepercayaannya dari ajaran agama, bahwa babi adalah haram. Nilainya adalah makan babi adalah berdosa, salah, bukan suatu perbuatan yang benar. Sikapnya adalah ia tidak mau memakan babi.

b. Pandangan dunia
     Pandangan dunia juga membentuk presepsi. Pandangan dunia bisa meliputi fashion, cara dan mdel berpakaian, gaya hidup, cara berbicara, penggunaan kata-kata, dan lain-lain. Pandangan dunia ini dapat membantu seseorang untuk mengetahui dimana posisinya berada di dunia ini.
     Misalkan: Seseorang berpersepsi dirinya adalah anak gaul jika ia mengikuti trend mode yang ada, seperti model baju terbaru, makan di resto yang terkenal, update status di berbagai media sosial, dll.

c. Organisasi / Kelompok Sosial
     Organisasi sosial juga membentuk presepsi suatu individu. Contoh organisasi sosial adalah keluarga dan sekolah. Keluarga dan sekolah mempunyai nilai-nilai dan budaya sendiri yang dipertahankan dan diajarkan kepada anggotanya.
     Misalkan: seorang anak kecil dapat berpersepsi bahwa mencuri itu adalah perbuatan tercela, karena sekolah dan keluarga mendidik ia untuk berbuat terpuji, bukan berbuat tercela seperti mencuri

HUBUNGAN KEKERABATAN MANUSIA - ANTROPOLOGI

Hubungan kekerabatan biasa disebut juga hubungan kekeluargaan.
Sebuah hubungan kekerabatan/kekeluargaan terbentuk melalui pernikahan / perkawinan.

Jenis Keluarga:
- Keluarga inti / king group = adalah keluarga inti saja, terdiri dari orang tua dan anak
- Keluarga besar / luas / extended family = adalah keluarga yang lebih luas, terdiri dari keluarga orang tua, keluarga saudara, yang hidup dalam satu lingkungan

Jenis Keluarga berdasarkan garis keturunan / Model kekerabatan:
- Patrilineal = keturunan bapak yang diperhatikan
- Matrilineal = keturunan ibu yang diperhatikan
- Bilineal = keturunan ibu dan bapak, bdk kesepakatan brsama sesuai beban dan tanggungjawab masing2
- Bilateral = keturunan ibu dan bapak diperhatikan

Jenis Keluarga berdasarkan pola menetap:
- Neolokal = keluarga inti tinggal di tempat yang baru dan sendiri
- Patrilokal = keluarga inti tinggal di tempat di daerah keluarga suami
- Matrokal = keluarga inti tinggal di tempat di daerah keluarga istri

Pola menetap kekerabatan :
- Utrolokal = keluarga inti bebas memilih sendiri, entah sendiri atau bersama kedua pihak keluarga dari pria dan wanita. Misalkan : Airin menikah dan tinggal bersama suami, keluarga suami, dan keluarga Airin sendiri
- Virilokal = keluarga inti tinggal dan menetap bersama keluarga dari pihak laki-laki. Misalkan : Airin menikah dan tinggal bersama dengan keluarga suami
- Uxorilokal = keluarga inti tinggal dan menetap bersama keluarga dari pihak perempuan. Misalkan: Airin menikah. Suami Airin tinggal bersama Airin dan keluarga Airin.

Unsur yang terdapat dalam suatu kelompok:
- Ada pemimpin yang mengatur
- Ada sistem norma yang mengatur tingkah laku dan diakui oleh seluruh anggota kelompok
- Ada aktivitas berkumpul secara bersama
- Ada identitas / lambang / kepribadian tertentu yang dimiliki oleh seluruh anggota kelompok
- Ada sistem yang mengatur tentang hak dan kewajiban mengenai interaksi dan sistem keuangan / harta dalam suatu kelompok