Jumat, 30 November 2012

“HARI TUHAN” (2 Petrus 3 : 1 – 16)

RENUNGAN AGAMA KRISTEN Di hari-hari ini tanda-tanda akhir jaman seperti yang telah dinubuatkan oleh para rasul telah tergenapi, mulai dari manusia yang mencintai dirinya sendiri, mencintai uang, membual, menfitnah, menyombongkan dirinya sendiri, durhaka, tidak tahu berterimakasih, tidak suka berpikir panjang, menuruti segala hawa nafsu, dll (2 Timotius 3 : 1 -4 ; 2 Petrus 3:3). Dan karena tanda-tanda ini mulai tergenapi, maka banyaklah pula nubuat palsu manusia tentang hari dan tanggal di mana hari Tuhan itu akan datang. Salah satunya adalah nubuat dari Suku Maya, yang cukup terkenal, bahwa pada Desember 2012 akan tibalah hari tersebut. Selain suku Maya, banyak pula suku-suku atau orang-orang lain yang menubuatkannya, padahal tidak terjadi. Bahkan, tak jarang, para tokoh gereja pun ada yang menubuatkannya. Dampak dari nubuat yang palsu dan tidak terjadi itu tak tanggung-tanggung, banyak dampak buruk, contohnya saja, di suku Maya, banyak orang yang mati dengan bunuh diri karena takutnya akan kiamat tersebut. Sebagai orang percaya, seharusnya: 1. Jangan percayai nubuat-nubuat palsu tentang kedatangan Tuhan Hari Tuhan akan datang tiba-tiba dan tanpa terduga oleh siapapun ( 2 Petrus 3:10 ; Matius 24:43). Tidak ada satu orang pun yang dapat memastikan kapan terjadinya hari tersebut, hanya Allah saja yang tahu, karena Dialah Alfa dan Omega. 2. Tetaplah berjaga-jaga ( Matius 24:37-44 ; Lukas 21: 34-38) Tuhan sendiri yang menasihatkan pada kita agar tetap berjaga-jaga. Menjaga hati, sikap, perkataan, dan perbuatan kita. Janganlah kita melakukan dosa lagi. Berusahalah agar tetap setia dan nantinya kita kedapatan tidak bernoda dan tak bercela dihadapan-Nya ( 2 Petrus 3:14) 3. Tetap memelihara iman percaya kepada janji kehidupan kekal bersama Tuhan Tuhan telah berjanji pada kita, bahwa Ia akan menyediakan tempat di surga bagi kita, umat yang percaya kepada-Nya ( Yohanes 14:1-3). Kapanpun kita di panggil, asalkan kita benar-benar percaya pada-Nya, kita akan beroleh hidup yang kekal, bersama-Nya dalam Kerajaan Surga. Itu janji Tuhan sendiri yang pasti akan ditepati. Jadi, sekali lagi, jangan pernah kita takut akan kiamat (yang disebut oleh orang awam), karena pada hari itulah, kita, umat percaya, telah dimateraikan oleh Roh Kudus sebagai milik Allah, yang selamat dari penghakiman dan akan berada di kedamaian Kerajaan Surga selamanya bersama dengan Allah Tritunggal. Tuhan Memberkati. GBU. (AiLing)

Minggu, 25 November 2012

DOA SEORANG PELAJAR

Ya Allah Bapa yang ada di dalam Kerajaan Surga, kiranya nama-Mu yang ditinggikan dan di agungkan di seluruh bumi, karena Engkaulah yang menciptakan segala sesuatu di bumi ini. Saat ini kami bersyukur Tuhan, untuk segala kasih dan penyertaan-Mu, hingga kami, pelajar-pelajar ini dapat memperoleh pendidikan dengan layak di sekolah memiliki fasilitas yang berkecukupan, guru-guru yang profesional dan membantu kami untuk belajar menjadi lebih pintar lagi dan menambah ilmu kami. Semoga apa yang kami pelajari kali ini benar-benar bermanfaat yang dapat menjadi berkat, terlebih juga dapat memajukan negara kami tercinta ini lewat karya-karya kami, lewat pendidikan yang kami beroleh, yang benar-benar nantinya dapat membawa Indonesia sebagai negara maju, bukan negara berkembang lagi. Disamping itu ya Tuhan, kami juga berdoa bagi teman-teman seusia kami, yang seharusya juga memperoleh pendidikan sama seperti kami, namun mereka belum bisa bersekolah seperti kami, entah karena dana yang diperlukan yang mereka tidak mampu, atau keberadaan mereka masih di daerah terpencil yang tidak memiliki fasilitas pendidikan, ataupun juga mereka yang dapat bersekolah namun sekolah nya masih dibawah standart, mungkin keberadaan guru dan pengajar yang masih sedikit dan kurang memadai, ataupun gedung dan kelas di sekolah mereka yang sudah tidak layak dipakai, dan layak untuk di renovasi, ataupun mereka yang disana memiliki otak yang dibawah normal, dibawah rata-rata sehingga menyulitkan mereka unntuk menerima pembelajaran seperti kami, Tuhan, semuanya kami mau serahkan dalam-Mu, kiranya ya Tuhan, tetap, nama-Mu saja yang mereka serukan dalam segala kekurangan dan kebutuhan yang tak dapat mereka penuhi dalam pendidikan. Kami yang ada di sini juga ya Tuhan, kami sungguh bersyukur dengan segala macam pemenuhan kebutuhan pendidikan yang ada, bantu kami untuk benar-benar memanfaatkan fasilitas yang ada dalam pendidikan, buku-buku dan sekolah yang boleh kami punya, bantu kami agar kami dapat memanfaatkan segala sesuatunya dengan baik, dengan tidak menyia-nyiakan semuanya itu. kami sadar ya Tuhan, masih banyak rekan-rekan kami di luar sana yang membutuhkan segala kebutuhan pendidikan itu. Ampuni kami ya Tuhan, kalau dalam segala pemenuhan fasilitas yang ada, kami justru tidak memanfaatkannya dengan baik, malahan kami menyalahgunakannya dengan berbagai macam kegiatan yang tidak berkenan dihadapan-Mu. Ampuni kami ya Tuhan, bila masih ada di antara kami yang kami lakukan denga tidak benar, seringkali kami memandang rendah guru atau mata pelajaran, seringkali kami tidak jujur dalam proses pembelajaran, seringkali kami juga melakukan hal-hal lain yang buruk dan melupakan tanggungjawab kami sebagai pelajar. Ampuni kami Tuhan, ampuni kami. Kami berdoa pula bagi guru-guru yang ada, kami bersyukur atas adanya guru-guru yang membimbing kami membantu kami dalam pembelajaran, yang benar-benar pula mendidik kami, yang membagikan ilmunya kepada kami. Berkati mereka, tolong mereka ya Tuhan dalam segala keseharian mereka, bantu mereka benar-benar agar dapat melaksanakan tanggungjawabnya sebagai pengajar dengan sebaik-baiknya. Kami berdoa pula, mungkin ada diantara mereka yang sebagai pengajar masih berpenghidupan yang kurang layak, mungkin gaji mereka yang terlalu kecil, mereka yang mengajar dalam keterbatasan yang ada, atau apalah masalah yang lainnya, kami tahu bahwa Tuhan mengerti, bahwa Tuhan juga akan mencukupkan mereka masing-masing. Berkati pemerintah pula ya Tuhan, sebagai salah satu unsur yang membentuk negara ini. Kiranya, pemerintah juga peduli terhadap pendidikan dan mencukupkan segala sesuatu, khususnya dana untuk pendidikan, bukan hanya dana untuk kesenangan pribadi mereka saja. Akhirnya ya Allah, Inilah ya Tuhan, seruan doa kami para pelajar, yang benar-benar kami ingin bahwa pendidikan dapat maju, selangkah demi selangkah dan tujuan negara inipun dapat tercapai nantinya, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Trimakasih Tuhan, di dalam nama-Mu kami sudah berdoa. Kiranya ya Tuhan, Engkau yang mencukupkan segala sesuatunya, dan kami percaya, bahwa Engkau pula yang akan menyatakan rencana-Mu yang indah bagi kami semua, para pelajar dan seluruh dunia ini, khususnya Indonesia. Amin.

PERKENALAN SINGKAT

Minggu sore itu, sekitar pukul 3, kami bertemu, di sebuah warung bakso depan kampus BIFA (Bali International Flight Academy), di Blimbingsari tepatnya, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi. Hal pertama yang membuat kedua bola mata kami masing-masing saling bertatapan adalah aku melihat kalung Salib yang terpakai di lehernya dan dia melihat aku memakai kaos yang bertuliskan Jesus Christ, dan itulah mulai dari pandangan kami satu sama lain. Ketika itu, dia bertanya : "Maaf dek, kristen ya? mau tanya, gereja di dekat sini ada? Maklum, saya baru masuk ke kampus ini, dan tidak mengerti yang namanya daerah dekat sini." Jawabku :"kalau di dekat sini gak ada kak, kan soalnya sini daerah desa, adanya di Rogojampi." Balas tanyanya: "Rogojampi yang dari bandara itu lurus terus mengikuti jalan itu kan dek?" Jawabku: "Ia kak, terus setelah itu di pertigaan Kantor Pos, belok ke kanan, ikuti aja, ntar ada gereja di sebelah kiri jalan, itu juga gereja tempat aku beribadah, kalau ibadah paginya setiap pukul 06.30, kalau ibadah sorenya jam 6." Dia berkata kembali:"Wah, sayang ya, kalau tau gitu, tadi kan bisa ibadah pagi. Ya sudah, nanti aja ibadah sore. jam 6 kan? Masih ada waktu 3 jam buat siap-siap. Oh ia, nama adek siapa? kelas berapa? rumahnya di sini jugakah?". Jawabku:" namaku Levi kak, kelas 2 SMA, enggak kok, rumahku di Rogojampi, di sini cuma habis jalan-jalan dari pantai terus mampir makan deh di warung bakso ini." Katanya: "o, nama kakak, Petra, asalnya dari Solo sih, cuma sekolah di Bali, di BIFA, terus setelah 1 semester, dipindahkan kampus ke sini, sekalian untuk praktek juga." "jadi, kakak calon pilot ya?", kataku. Jawabnya dengan senyum lebar dan dengan tampang meyakinkan, "Ia donk, pastinya. Orang sekolahnya di akademi penerbangan, masak kan mau jadi tukang ojek dek? hahaha.." Setelah itu, kami berpisah, dia kembali ke kampusnya, dimana di kampusnya ada asrama yang ia tinggali, dan aku pulang ke rumah. Itulah, awal kami berkenalan. Sore harinya, aku pergi ke gereja, aku duduk di bangku nomor 4 dari belakang, jam dinding menunjukkan masih pukul enam kurang 10 menit, alunan piano mengiringi waktu saat teduh sebelum ibadah dimulai. Di situlah aku berdiam diri, berdoa, mempersiapkan hati untuk mengikuti ibadah. Sampai tepat jam 6, petugas liturgis masuk ke mimbar bersama pendeta yang akan menyampaikan khotbah. Semua jemaat berdiri, melantunkan lagu bagi kemuliaan nama Tuhan, "Sbab kau besar, perbuatan-Mu ajaib, tiada seperti Engkau, tiada seperti Engkau..................". Tiba-tiba, duduklah seorang lelaki muda di sebelahku, di bangku yang satu deret dengan aku, tinggi, putih, berkalungkan Salib, memakai kemeja kotak-kotak yang warnanya sama denganku. Sama-sama warna merah, hanya saja saat itu aku memakai dress polos. Dia segera duduk dan berdoa, kemudian berdiri dan menyanyi, mengikuti jalannya ibadah. Dia sempat menyapa aku, aku pun menyapanya dengan senyum pula. Saat itu, ketika warta jemaat disampaikan, adakah yang baru pertama kali hadir dan mengikuti ibadah ditempat ini, Kak Petra berdiri, memperkenalkan dirinya, "Nama saya Petra Setiawan, saya mahasiswa di BIFA-kampus Blimbingsari, asal dari Solo, mungkin tinggal sementara disini sampai saya menyelesaikan praktek disini, sekitar 1,5 tahun." Setelah ibadah selesai, kami berdua bercakap-cakap sembari keluar dari ruang ibadah. Kami perlahan menuju ke sepeda motor kami masing-masing, dimana sepeda motor kamipun bersebelahan. Tiba-tiba, "plok", ada putih-putih menetes di bahu Kak Petra, waw, sambutan pertama dari burung-burung yang tibggal di tiang listrik depan gereja, kotoran burung. Refleknya, "waw, kotoran. ada tissu?". Segera kuberikan tisu yang ada di dalam tasku, tidak cukup itu, dia pergi ke toilet untuk membersihkan kotoran itu dari bahunya, dan meninggalkan alkitabnya di sepedaku. Aku menunggunya di depan dengan tertawa, sebenarnya, aku ingin pulang, hanya saja, tanggungjawabku, karena ia membiarkan kunci motornya tetap ada di motornya, tanpa membawa kunci motor itu. Lantas, aku harus menunggunya sambil memastikan sepeda motornya tetap aman. Jam menunjukkan, pukul 8 malam, kami pulang bersama namun dengan persimpangan yang berbeda nantinya, pertigaan kantor pos, ia menuju ke kiri, sedangkan aku masih terus tanpa belok. Kami berpisah lagi. Waa, tidak terasa dan tanpa sadar, bahwa alkitab yang ia taruh di sepedaku, tetap aku bawa. Sampai rumah aku baru sadar, ternyata itu alkitabnya. Minggu kemudian lagi, aku kira kami bisa bertemu lagi di gereja, ternyata tak ada. Dirinya tidak ada di gereja, mungkin dia ke ibadah pagi, dan aku di ibadah sore. Aku mulai gelisah, mengapa aku tak bertemu kembali dengannya. Minggu berikutnya lagi, aku coba datang ke ibadah pagi, dan tak ku temui dirinya, apa mungkin dia dapatnya pada ibadah sore, akhirnya aku coba datang saat ibadah sore, ternyata diapun tidak nampak. Apa yang salah? 2 minggu sudah alkitabnya bersama-sama dengan alkitabku di dalam tas gereja ini, di dalam kamarku, setiap hari ketika aku saat teduh, alkitabku selalu ada di sebelah alkitabnya. Hingga berikutnya, minggu ketiga setelah aku tak bertemu dengannya, aku tetap ke gereja, saat ibadah pagi. Ibadah sorenya aku tidak datang, karena aku ada acara keluarga. Dan sekitar jam 8 malam, saat itu, biasanya, waktu-waktu setelah selesai ibadah sore. Hpku berbunyi, dan ada sms dari nomor tak dikenal dengan isi: "Malam, tolong cepat ke kantor pos, bawa alkitabnya juga." Segeralah, aku pergi ke kantor pos, karena yang ada di pikiranku, itulah sms darinya. Setibanya di kantor pos, ada seorang laki-laki yang menyapaku dan menanyakan alkitab Petra, aku berikan dan dia adalah teman dari Petra, sama-sama satu asrama di BIFA, aku bertanya pula di mana Petranya namun ia tak menjawab. Dia hanya berkata bahwa ia hanya mengambil alkitab Petra yang tertinggal dan Petra titip salam untukku. Aku juga bertanya, darimana ia dapat nomorku, ternyata juga dari Hamba Tuhan di gereja. Ya sudahlah, mungkin perkenalanku dengan Petra hanya sebatas ini saja, dan pikirku, bahwa Petra mungkin sudah memiliki orang lain yang lebih dari aku, sehingga aku tidak terlihat olehnya. Inilah perkenalan yang singkat antara aku dan dia, hanya sebatas itu saja, padahal bila boleh jujur, aku ingin lebih dari ini, aku ingin mengenalnya lebih dalam lagi. Tapi, hanya ini akhirnya, perkenalan singkat dengan pertemuan yang indah, di Rumah Tuhan.

PRIORITAS

Hari ini capek sekali, walaupun hari minggu yang merupakan hari libur, tapi tetap saja, rasanya tiada hari libur bagi siswi SMA seperti aku, yang aktif dalam berbagai ekskul dan organisasi. Di tambah lagi dengan keberadaan diriku di kelas unggulan, itu semakin membuat jadwalku semakin padat dan waktu istirahatku pendek. Sehari ini, diadakan olimpiade matematika tingkat SMP oleh sekolahku dan pada kesempatan itu pulalah, kelasku sebagai kelas 11 IPA unggulan, diminta untuk menjadi pengawas ruangan. Dengan jumlah peserta olimpiade matematika yang mencapai 600 orang, tentulah 32 orang siswa di kelasku tidak cukup untuk menjaga jumlah sebanyak itu, akhirnya bersama rekan-rekan lain dari anggota KPMP (Kelompok Penggemar Mata Pelajaran) Matematika juga diminta menjadi pengawas sama seperti kelasku. Setelah menjadi pengawas kelas, setelah berakhirnya babak penyisihan, diadakanlah segala demo ekskul sambil menunggu hasil dari babak penyisihan. Semua ekskul yang aku ikuti ternyata mengeluarkan seluruh penampilannya, dari teater yang aku ikuti, kami menampilkan sebuah drama yang berakhir dengan flash-mob. Setelah teater, aku langsung tampil dengan ekskul paduan suaraaku, saat itu lagu yang dinyanyikan adalah Umbul-Umbul Belambangan dan Banyuwangi Jaya, sebagai wujud cinta kami pada kota tercinta. Selanjutnya adalah ekskul dari PMR dan PA(Pecinta Alam), kali ini dapatlah aku sejenak bernafas dan beristirahat, karena dua ekskul ini tidak aku ikuti, namun tetap, aku harus mempersiapkan diri untuk ekskulku berikutnya, yakni band. Sambil beristirahat, aku memegang bass dan check-sound. Setelah itu, tampillah bandku, aku memainkan bass. memang sih, aku seorang cewek, ibuku tidak terlalu suka bila aku memainkan alat musik seperti bass atau gitar, yang ibuku mau, aku memainkan piano/keyboard, memang sih aku bisa, namun hanya sebatas bisa, tidak mahir. Akhirnya, tampillah bandku, band ku ini merupakan salah satu band yang cukup berbakat di sekolah, bisa dikatakan, band ku adalah tim inti band sekolah. Saat itu, band ku membawakan lagu Terlalu Lama dari Vierra yang di lanjutkan dengan lagu Kisah Kasih di Sekolah. Setelah itu, tampilah Choral Speaking dari kelasku, karena kelasku, sebagai kelas unggulan, wajib menampilkan itu. Setelah choral, mulai terasalah sudah, letihku seakan-akan sudah ada di ujung, namun aku harus tetap semangat, aku harus cepat berganti pakaian, karena setelah adanya demo ekskul jurnalistik ini, akan dilanjutkan dengan ekskul modelling, salah satu ekskul yang aku ikuti pula, cepatlah aku berganti pakaian, pakaian necisku saat tampil band, berubahlah kini menjadi seorang cewe yang anggun, yang memakai dress batik berwarna pink, rambut yang tadinya terikat rapi saat tampil band, kini berubah menjadi rambut yang terurai dengan indah, sepatu yang tadi adalah sepatu sport, kini berubah menjadi higheels, yang siap berlenggak-lenggok di atas catwalk. Ya, tampilah kemudian, ekskul modelling. Tidak hanya itu saja, kemudian juga, setelah modelling ini, ada ekskul dance, untunglah, aku juga tidak mengikutinya, sehingga, aku dapat kembali duduk, minum segelas air, dan istirahat pastinya. Dan tak lupa, untuk kali ini, yang terakhir, aku adalah ekskul karate, tidak aku ikuti sih, namun setelah itu taekwondo, yang aku ikuti dan aku sudah berada pada tingkat sabuk biru untuk taekwondo ini. Aku bersiap-siap, setelah karate, tampillah taekwondo. Saat itu, aku berkesempatan untuk memecahkan genteng dengan kepalaku, dan tentu saja, itu sangat mudah bagiku. 3 genteng bertumpuk, dapat aku pecahkan sekaligus dengan satu kali pukulan dengan kepalaku. Dan aku juga berkesempatan untuk menendang apel yang ditancapkan pada sebuah pedang. O o, kali ini aksiku gagal, karena capekku sudah di ujung, energiku sudah benar-benar habis, saat aku melompat untuk menendang apel tersebut, bukan apelnya yang jatuh, melainkan aku yang pingsan karena terlalu lelah. Anggota PMR segera menolongku, membawaku ke UKS. Pingsanku cukup lama, sekitar 45 menit, sehingga membuat seluruh kawan-kawan merasa kuatir atas keadaanku. Setelah aku sadar, aku segera kembali ke rumah untuk beristirahat, dan malam ini, aku ingat, bahwa besok, ulangan biologi menantiku, sepulang sekolah esok, Rapat OSIS menungguku, dan jam 3, bimbingan OSN Kimiapun menungguku, di tambah lagi jam 6 sore, aku harus pergi ke gereja untuk rapat persiapan natal. ooooo, no no,, capekku seakan bertambah berkali-kali lipat dari sebelumnya. Selanjutnya, aku merefleksikan segala sesuatunya. Yang aku lakukan di hari ini, aku menjadi pengawas ruang olimpiade, selanjutnya aku tampil teater, paduan suara, band, choral, modelling dan taekwondo yang semua berujung pada pingsannya aku. Mungkin yang aku lakukan lebih dari porsiku, melebihi kekuatan, stamina, atau energiku, sehingga beginilah jadinya. Dan mungkin juga, ekskul yang aku ikuti terlalu banyak, walau sih, dari sekolah hanya menganjurkan maksimal dua, tapi tetap saja, aku mengikuti hingga 5 ekskul, yang ditambah lagi dengan KPMP Kimia, KPMP Bahasa Inggris, dan KPMP Matematika. Di tambah pula dengan organisasi-organisasi lainnya. Waaaw, memang terlalu banyak bagi orang awam, dan banyak orang yang mungkin bertanya-tanya bagaimana caraku unTuk mengatur waktuku. Dan jawabnya adlah aku dapat mengatur waktuku sedemikian rupa dan aku dapat tetap mengikuti seluruh ekskul itu, dan tentunya, prestasi akademikku juga baik, aku tetap memperoleh beasiswa karena aku mendapatkan ranking paralel. Aku cukup bersyukur di balik itu semua, hanya saja, semuanya berakibat bahwa waktu istirahatku yang berkurang, yang mungkin lebih singkat daripada murid-murid lainnya. Malam ini, aku coba buat prioritas, mana yang harus aku tetap ikuti, mana yang harus aku tinggalkan diantara ekskul-ekskul tersebut. Yang aku minati, yang aku punyai bakat, yang aku dapat berprestasi di dalamnya, itulah ekskul yanng akan aku tetap ikuti. Susah untuk meninggalkan ekskul-ekskul yang aku ikuti ini, tapi ini yang harus aku lakukan, aku harus pilih mana yang benar-benar aku dapat bertumbuh dan berkembang dlam ekskul itu, bukan soal gengsi atau takut dimusuhi kawan, tapi ini hanya soal prioritas. Apa gunanya aku ikut seluruh ekskul jika aku hanya jadi sakit dan lelah. Apa artinya aku ikut seluruh ekskul, dimana dalam ekskul itu aku tidak berkembang. Jam dinding menunjukkan pukul 10.10, dan aku putuskan, aku akan tetap ada dalam ekskul band, karena jiwaku ada di sana, dan untuk KPMP aku tetap ada di Kimia, karena itulah hal yang membuatku merasa paling nyaman. Selain itu, ekskul dan KPMP yang lain mulai aku tinggalkan. Sekali lagi, ini hanya soal prioritas dan hanya soal bakat dan cita-cita. Aku hanya ingin jadi seorang musikus dengan semua alat musik, khususnya gitar dan bass dan aku juga ingin menjadi seorang apoteker yang menyenangkan orang tuaku. Maka dari itulah, aku hanya pilih, aku prioritaskan pada band dan KPMP Kimia.

Selasa, 20 November 2012

RUMAH BELAJAR

Waktu demi waktu berganti, tak terasa saat ini sudah bertambah umurku di dunia, aku semakin tua, semakin dewasa. Kini 18 tahun sudah, dengan hadiah doa dan pengharapan dari keluarga, kawan, ataupun pacar. Tidak lagi seperti dulu, dikala usia masih sebiji jagung, ulang tahun hanyalah sebagai ajang pesta kado dan makan makanan serta minum minuman yang enak dan lezat. Saat ini 18 tahun sudah umurku, di semester awal aku memasuki Fakultas MIPA ini, Universitas Udayana Bali. Memang, bersyukur kalau hingga umur 18 tahun ini aku masih diberi kesempatan ada di dunia, walaupun sih, seiring bertambahnya waktu dan umur di dunia ini, semakin dekat pula aku dengan waktu kepulangan kembali kepada Yang Kuasa. Hmmm, hari itu, setelah perayaan ultah di rumahku, di Banyuwangi, aku kembali ke Bali dan keeseokan harinya melanjutkan kuliahku kembali. Harapanku, aku bisa meraih gelar S1 Fisika ini hanya selama 3,5 tahun mungkin. Memang sih, aku salah satu mahasiswi di atas rata-rata daripada yang lain. Setiap pagi hari, aku berdoa, agar apa yang aku pelajari di kuliahku cepat selesai dan tentunya aku memahaminya, karena aku hanya ingin cepat-cepat membuka sebuah lembaga belajar. Dimana, lembaga belajar tersebut diperuntukkan bagi siswa-siswi SMA yang mungkin kurang mampu dalam menyerap pelajaran di sekolah dan juga bagi para anak-anak yang putus sekolah. Aku selalu berharap agar apa yang aku kerjakan nantinya dapat bermanfaat bagi orang lain, atau setidak-tidaknya, aku jadi salah satu orang yang berjuang bagi kemajuan bangsa ini, khususnya lewat peranku dalam bidang pendidikan. Di masa kuliah ini, aku ditemani oleh penjaga hatiku, sebut saja Rendi. Dia adalah mahasiswa tingkat 2 di fakultasku, hanya saja, dia mengambil S1 Matematika. Masa ospek MOS, adalah awal kami bertemu, dimana dia menjadi senior dan aku menjadi juniornya. Banyak sekali kesamaan diantara kami, mulai dari sama-sama anak tunggal, kemudian asal yang sama yaitu dari Banyuwangi, hanya saja kami dulu berbeda SMA, dan kami baru dipertemukan saat kuliah ini. Bukan hanya itu saja, membuka lembaga/rumah belajar juga sama-sama menjadi impian kami. Waktu itu, 2 bulan setelah kami jadian, kami sama-sama memikirkan rumah belajar tersebut, dimana Rendi yang akan jadi tentor matematikanya, dan aku yang akan jadi tentor fisikanya. Indah sekali rasanya, hari-hari kami akan selalu kami jalani bersama di rumah belajar itu. Suatu kali, ketika hubungan kami berjalan hampir satu tahun, ketika aku digembirakan dengan IP-ku yang totalnya 4,0. Bersama itu pula aku disedihkan olehnya, karena dia akan pindah ke ITS, di fakultas yang berbeda, yakni Teknik Informatika, yang sangat bertolak-belakang dengan matematika, jurusan yang diambilnya sebelumnya. Dia hanya berjanji, bahwa aku dan dia harus tetap saling menjaga yang namanya cinta di hati masing-masing ini. Hmmm, perlahan rasa sedih ini hilang pula. Namun masih ada 1 hal yang seakan-akan patah, yakni impian kami berdua untuk membuat rumah belajar, kini yang ada hanya aku, sang tentor fisika, tentor matematikanya sudah tiada, karena berpindah ke jurusan informatika. Semester demi semester berlalu hingga aku lulus, dan akulah yang membuka rumah belajar itu sendiri, tanpa Rendi. Untuk sementara ini, karena tentornya hanya aku, maka rumah belajar itu hanya khusus fisika saja, matematika mungkin aku bisa, hanya saja matematika dasar, matematika untk SD atau SMP mungkin. Hubunganku dengan Rendi masih berlanjut, kami masih bertemu satu sama lain dalam even-even tertentu, seperti ulang tahunnya, atau ulang tahunku, ataupun saat natal dan tahun baru tiba. Kami sering bertemu dan berbicara satu sama lain, seperti janji kami, yakni selalu menjaga hati satu sama lain. Setahun kemudian, Rendipun lulus dari fakultas Teknik Informatikanya, ia langsung ditarik oleh sebuah perusahaan telekomunikasi yang cukup ternama di Indonesia dan tanpa sengaja, ia langsung di tempatkan di kantor cabang di kota yang sama dengan rumah belajar fisikaku. Setiap pagi hingga sore, ia bekerja di kantor cabang perusahaan tersebut dan setelah itu dia beristirahat sejenak, kemudian membantuku untuk menjadi tentor matematika bagi siswa SMA yang belajar di rumah belajarku. Impian kami yang dulu mulai pupus dan pudar, sekarang ternyata menjadi suatu kenyataan yang benar-benar indah, kami bersama, di rumah belajar ini. Kami saling membantu sama lain dan tentunya, cinta kasih kami semakin tumbuh pula di rumah belajar ini.

Senin, 19 November 2012

TERHADAP WAKTU

Aku hanya seorang gadis berusia 16 tahun, kelas 2 IPA SMA, yang beruntung dengan masuk di kelas unggulan dari salah satu sekolah top di kotaku. Ayahku hanya seorang petani di pinggiran kotaku dan ibuku hanya seorang karyawati di sebuah apotek di kotaku. Aku adalah anak tunggal, dimana aku harus kesepian saat pulang sekolah, saat ayahku masih di sawah dan ibuku masih bekerja, tanpa kakak, tanpa adik. Itulah yang membuat aku jadi sedikit lebih diam dibanding dengan teman-teman sekelasku lainnya. Mungkin bila dipikir, ada atau tanpaku di dalam kelas, dalam suasana belajar, itu sama saja. Kecuali dalam pelajaran olahraga, aku merupakan salah satu gadis tangguh di kelas dalam bidang olahraga apa saja. Dalam futsal, aku pernah menjadi kapten tim kelas saat ada perlombaan futsal antar kelas, begitu pula dengan basket ataupun voli, semuanya bergantung kepadaku. Pernah juga saat classmeeting renang, aku dinobatkan menjadi ratu renang SMA-ku, dan raja renangnya adalah dia, seorang anak lelaki kelas IPS unggulan, pinter sih, atlet juga, kurang lebih sama denganku, hanya saja aku tidak pernah mengikuti turnamen hingga kelas internasional sepertinya, ya, aku harap, sebentar lagi aku bisa menyusul, bukan hanya sampai propinsi seperti yang aku alami kini, namun juga hingga internasional sepertinya. Namun, semangatku itu patah, rapuh hingga kini, yang bermula dari classmetting renang yang membuatku mengalami kelelahan yang tidak seperti biasanya, kelelahan ini sangat-sangat luar biasa lelahnya, sehingga aku sempat pingsan didalam kolam dan beruntunglah, sang raja renang membawaku ke tepian dan karena kondisiku belum sadar pula, dibawanyalah aku ke rumah sakit. Selidik demi selidik, ternyata jantungku mengalami kelainan, kelainan yang sangat langka, apa itu namanya, aku tak tahu, karena terlalu susah untuk disebutkan dan bila pun itu tersebutkan, hanya air mata yang keluar setelah itu. Disamping itu pula, akibat pingsan didalam air, paru-paruku basah, kemasukan air, yang mengharuskanku dirawat di rumah sakit. Entah berapa banyak biaya yang harus ditanggung orang tuaku yang notabene kurang mampu. Dan yang aku tau, seluruh perkumpulan atlet kotaku pun mendukung aku dan pengobatanku, baik melalui dana ataupun doa. Di samping itu pula, rasa hati ini mulai pupus, seakan-akan hanya waktu yang menentukan, kapan aku harus pergi. Pembersihan paru-paru dari air yang masuk, sudah selesai. Tinggal kelainan jantung ini, entah dapat disembuhkan atau tidak. Sekarang, aku tidak lagi seperti dulu, aku tidak bisa jadi kapten dari tim olahraga kelasku, karena aku harus beristirahat, sedikit lebih diam dalam olahraga. Ketika teman-teman tim ku melawan tim lain, aku hanya duduk diam, sambil berdoa, dan kadang berteriak menyemangati. Aku sangat menghargai waktu, sedikit demi sedikit, kadangpun aku hanya diam meratapi detik-detik jam dinding yang terus berputar entah kapan berhentinya, aku tak tahu. Suatu kali, di sore yang cerah, saat olahraga kelasku adalah praktek renang yang kebetulan digabung dengan kelas sang raja renang, aku ingin kembali berenang, walaupun hanya sekedar berendam, tapi dia mencegahku, dia tidak memperbolehkan aku turun ke dalam kolam renang, karena ia takut, kejadian yang lalu itu terulang kembali. Air mataku menetes, seakan tak dapat menahan lagi, dia hanya berkata: "Semangatlah, masih ada jalan lain!". Setelah itu, aku semakin semangat menjalani hari-hari disekolahku, aku lebih belajar tekun dalam mata pelajaran ipa, khususnya kimia. Kimia seakan menjadi pengganti dari olahraga. Akupun semakin menghargai waktu-waktuku bersama teman-teman di sekolah, khususnya dia yang sudah memotivasiku, juga waktu dengan orang tuaku. Kini, setelah orang tuaku mengerti bahwa jantungku kelainan, orang tua ku semakin memperhatikanku, kini aku berangkat dan pulang dengan ojek dari ayah atau ibuku kadang, setiap aku pulang sekolah, selalu ada salah satu orang tua yang di rumah, dan sebagainya. Aku cukup bahagia di waktu-waktu akhirku ini mungkin, yang benar-benar aku hargai. Terhadap waktu, apa yang bisa aku lakukan? Sekalipun, aku takkan bisa menghentikan waktu. Hanya waktu yang bisa menghentikanku, kapan itu? Aku tak tahu. Yang aku tahu hanyalah, waktu-waktu inilah yang menyenangkanku di sisa hidupku dengan kesakitan ini.

ANGEL VS DEVIL

Suatu kali malaikat dan iblis membuat sebuah perlombaan, dimana dalam perlobaan itu, malaikat dan iblis diharuskan menawarkan permintaan kepada manusia. Tujuannya adalah membuat manusia senang dan bahagia. Dimulai dari iblis, tentu saja iblis punya berbagai cara yang licik untuk memenangkan perlombaan tersebut, dari awal iblis memikirkan bagaimana kesenangan manusia tersebut dapat membawa manusia itu menuju neraka pula, menjadi teman dari iblis itu.Iblis menawarkan 3 permintaan kepada manusia, sedangkan malaikat hanya menawarkan 1 permintaan saja kepada manusia. Manusia pertama ini memilih iblis, karena manusia tersebut berpikir bahwa semakin banyak permintaan yang ditawarkan, maka semakin menguntungkan pula buat dirinya. Manusia yang memilih iblis ini adalah manusia yang hidupnya cukup berkelimpahan, ia adalah seorang pejabat pemerintah dengan posisi yang cukup tinggi di organisasi pemerintah tersebut. Pada permintaan pertama, ia meminta sebuah kenaikan jabatan kepada iblis, dan tentu saja, dikabulkan oleh iblis. Dia memperoleh kenaikan jabatan. Permintaan kedua, pejabat ini meminta agar punya sebuah toko perhiasan sebagai sampingan bisnis untuk dirinya dan keluarganya, iblis mengabulkannya pula. Pada hari tertentu, adalah hari anak nasional, dimana saat itu Pak Pejabat sedang menghadiri acara bakti sosial kepada anak Yatim Piatu di sebuah panti asuhan. Pak Pejabat meminta permintaannya yang ketiga kepada iblis, iblis mulai khawatir, bagaimana bila Pak Pejabat itu meminta sesuatu untuk kebaikan. Waa, hati iblis mulai takut dan gentar. Dan senanglah hati iblis, ketika yang diminta Pak Pejabat pada permintaannya yang ketiga adalah sebuah kehormatan, ya kehormatan, dimana Pak Pejabat dapat disegani oleh seluruh anak panti tersebut dan orang-orang lainnya. Banggalah hati iblis dan ia meninggikan dirinya dihadapan malaikat, katanya: " Hai malaikat, lihatlah, pejabat itu sudah aku senangkan dengan berbagai permintaannya yang aku kabulkan. " Malaikat hanya diam, dan tiba giliran malaikat beraksi, malaikat dipilih oleh seorang anak panti yang yatim piatu dan memiliki cacat fisik, dimana tubuhnya kurang sempurna, ia hanya punya tubuh setinggi 1 meter, tanpa tangan. Ia melakukan segala sesuatunya, mulai makan, mandi, berpakaian, menulis, dan lain-lain, hanya menggunakan kakinya, tanpa tangan. Dengan haru, malaikat bertanya, "Hai anak penuh belas kasihan, sebutkan permintaanmu, satu permintaan saja." Dengan senyum lebar, anak itu menjawab, "Aku ingin semua anak panti yang cacat seperti aku bisa membawa terang dan berkat bagi semua orang dengan cara apapun yang memuliakan Tuhan." Tuhan mendengar kata-kata dan iman dari anak cacat tersebut dan Tuhan mengabulkannya. Akhirnya Malaikat memenangkan perlombaan itu, malaikat ada dalam kemuliaan bersama Tuhan, sedangkan iblis ada dalam api neraka bersama Pejabat dan seluruh orang yang berdosa, yang mementingkan diri sendiri tanpa mau peduli terhadap sesamanya.