Rabu, 19 Juni 2013

FOTO at MEI - MADURA - shopping in action

ailing, aan, agil (A3)

 
Agil, aan, airin


ayang putra p


bu sri winarti - history


duo licin - doni- imam


pilih mana??


after shopping, i bought batik and t-shirt


do-re-mi


just shopping and action


shop in action


airin - aan - ayang - A3


A3 again, because the NARSIS


cuitt - aan- airin (hoekz!) :D


the jaka n the virgin :)


Sabtu, 18 Mei 2013
Tiba di surabaya saat subuh sebelum matahari terbit
Kemudian, teman-teman dan guru-guru pendampingnya sholat dan mandi di salah satu masjid di Surabaya yang sangat besar
Kemudian, melewati jembatan suramadu, menuju madura
Kemudian sarapan di restoran bebek goreng
Kemudian belanjalah,, di tempat tersebut
Guru-Guru banyak yang membeli batik
teman-teman banyak yang membeli kaos
Aku?
Aku beli batik buat oleh-olehnya ama
Sama beli sebuah kaos madura berwarna hitam
Kini, semua jadi kenangan, waktu lalu yang sudah terlewati
Puji Tuhan, aku panjatkan dalam hati :)

FOTO-FOTO at MEI 2013 - BREAKFAST at Fried Dug - Madura

ayang n aan



agil n airin



airin levina




our breakfast


CHEMISTRY CLASS at Pelatihan Akbar OSP 2013



     Kelas kimia pada pelatihan akbar OSP 2013 di Bogor menjadi saksi bisu kebersamaan kami, para siswa-siswi pemenang olimpiade sains nasional tingkat Kabupaten yang akan melanjutkan perjuangan kami masing-masing ke ajang olimpiade sains nasional tingkat provinsi. Walaupun kami berasal dari kota dan kabupaten yang berbeda, yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, walaupun kami nantinya, ketika apabila kami lolos dari olimpiade di tingkat provinsi dan bertemu di tingkat nasional dan menjadi lawan tanding satu sama lain, kami tetap berteman. Ya, kuncinya adalah berteman dan saling berbagi pengetahuan satu sama lain.
     Pada pelatihan ini, kelas kimia dibimbing oleh Kak Citra Deliana, M.Si. Pembimbing kami ini telah lulus S2 di Institut Teknologi Bandung (ITB). Bangku kelas kimia diisi oleh 18 murid. 10 orang siswa dan 8 orang siswi, entah masih duduk di bangku kelas X atau XI SMA dan setingkatnya. Entah SMA Negeri ataupun juga SMA Swasta. Semua berbaur dan bersama dalam pelatihan ini selama 6 hari lamanya, pada jam efektif pelatihan maupun pada jam bebas dan belajar bersama. Kami semua saling bercanda tawa seraya bertukar ilmu dan cerita pengalaman satu sama lain ketika mengikuti olimpiade sains di tingkat kota atau kabupaten kami masing-masing..
     Banyak hal dan cerita yang unik selama jalannya pelatihan dari hari pertama hingga hari terakhir, dari sesi materi, sesi pembahasan soal, hingga sesi tes yang berlangsung. Tes diadakan setiap hari kecuali hari terakhir, tes ini diadakan sesuai materi yang dibahas di hari tersebut. Pada tes ini, nantinya nilai kami masing-masing direkap dan di ranking dari ranking yang teratas hingga yang terendah. Bukan maksud untuk menyombongkan dan mengunggulkan kemampuan diri, namun hasil rekap tes ini digunakan sebagai pedoman dan motivasi bagi kami masing-masing, guna memacu diri kami kembali untuk belajar dan khususnya juga mempersiapkan diri guna menghadapi olimpiade di tingkat provinsi masing-masing.
     Puji Tuhan, kini kami semua telah melaksanakan olimpiade sains nasional di tingkat provinsi kami masing-masing. Saat ini, kami semua masih menunggu, serambi berdoa dan berharap agar dapat lolos di tingkat provinsi dan melanjutkan perjuangan kami di tingkat nasional dan internasional ketika nantinya. Pengumuman tingkat provinsi ini, hingga saat ini belum terngiang pula. Entah kapan, kami belum tahu pasti waktunya. Namun yang pasti, harapan kami masing-masing adalah lolos di tingkat provinsi dan melanjutkan ke tingkat nasional dan nantinya kami bisa bertemu dan bersama-sama kembali pada tingkat nasional walaupun masih dalam perlombaan, tapi pertemanan dan persahabatan pasti ada dan tetap untuk selamanya. :)

Sabtu, 08 Juni 2013

CERPEN : JOIN WITH US

     Sekolah Menengah Atas Harapan Bangsa merupakan sekolah swasta sekaligus asrama bagi siswa-siswi nya, namun sekolah ini berbeda dengan sekolah-sekolah lainnya yang dalam satu kelas dapat terdiri dari siswa sekaligus siswi. Sekolah ini punya dua kelas dalam masing-masing tingkatannya, yang dalam satu kelas hanya terdiri dari siswa atau siswi saja. Sekolah ini boleh dibilang sekolah aneh atau sekolah unik, karena kekhususannya tersebut. Sekolah ini tidak hanya menekankan pada prestasi akademik dari siswa, secara survei global, prestasi non-akademik dari sekolah ini juga lebih menonjol daripada prestasi akademiknya.
     Tingkatan I di tahun ini punya cerita unik, tentang siswa maupun siswinya.. Pendaftaran dilakukan hanya dengan test bakat, baik bakat dalam akademik maupun non akademik, yang anehnya dalam pendaftaran tersebut, berhasil disaring 40 siswa dan 40 siswi. Dan diantara 40 orang siswa itu terdapat 39 siswa yang berlatarbelakang seni dan olahraga. Sedangkan yang 1 siswa berlatarbelakang akademik, yakni dalam mata pelajaran matematika. Hal serupa terjadi pada 40 siswi yang masuk sekolah tersebut, terdapat 39 siswi yang berlatarbelakan seni dan olahraga dan hanya 1 siswi yang berlatarbelakang akademik, yakni dalam bidang kimia.
     Pada umumnya, sekolah ini juga dapat disebut sebagai sekolah seni dan olahraga karena prasarana dan sarana yang sangat ditunjang adalah bidang itu disamping dengan prestasi-prestasi yang sudah terukir dalam 2 bidang tersebut. Yang membuat rancu adalah ketika anak-anak dengan prestasi akademik memilih untuk bersekolah di situ, seperti yang dilakukan oleh Vino dan Veta tersebut, siswa-siswi tingkatan I yang masuk dengan latar belakang akademik tanpa ada latar belakang seni ataupun olahraga.
    Tingkatan I dibagi menjadi tingkat I A, untuk para siswa dan I B untuk para siswi. Kebanyakan manusia yang pintar dalam akademik hanya memerankan sebagian besar dari otak kirinya dan dalam bidang non akademik memerankan sebagian besar otak kanannya. Hal itulah yang terjadi pada Vino dan Veta, dimana kedua orang tua mereka menginginkan mereka tidak hanya unggul dalam bidang akademik saja yang hanya mengandalkan kekuatan otak kiri, tapi juga dalam bidang non-akademik, yang mengandalkan otak kanan. Sehingga, didapati pada nantinya, mereka dapat menyeimbangkan otak kiri dan otak kanannya.
     Hari demi hari berlalu, pembelajaran efektif dilakukan di masing-masing kelas, entah tingkat IA maupun IB. Hingga siswa-siswi pada umumnya menyadari ada keganjilan diantara teman sekelas mereka, keganjilan diantara pergaulan mereka sebaya, bahwa ada diantara mereka yang menyendiri, bahwa ada diantara mereka yang terdiam tanpa sebab, bahwa ada diantara mereka yang berbeda dengan diri mereka yang berlatarkan olahraga dan seni. Siapa itu? Vino dan Veta jawabannya, karena mereka berdua adalah berlatarkan akademik, bukan seni ataupu olahraga.
     Perkumpulan tiap tingkat selalu ada, badan seperti OSIS pada sekolah umumnya, begitu pula dengan perkumpulan tingkat I di tahun ini.. Perkumpulan yang diikuti oleh seluruh siswa-siswi tingkat satu. Perkumpulan ini menjadi sarana bagi siswa dan siswi dapat bertemu. Pada umumnya, perkumpulan ini beranggotakan seluruh siswa-siswi dalam satu tingkat, namun berbeda pada tingkat I di tahun ini. Ada 1 siswa dan 1 siswi yang tidak bergabung dalam perkumpulan ini dikarenakan jadwal perkumpulan yang bersamaan dengan jadwal club eksak. Artinya, 1 siswi dan 1 siswa yang tidak bergabung dalam perkumpulan ini adalah anggota dari club eksak, club yang dianggap aneh oleh siswa-siswi tingkat I pada umumnya, karena club eksak hanya diikuti oleh siswa-siswi tingkat II akhir dan tingkat III hanya untuk mempersiapkan ujian nasional sebagai syarat kelulusan.
     Menindaklanjuti kejadian tersebut, dimana perkumpulan tingkat I tidak diikuti oleh seluruh siswa-siswi tingkat I pada umumnya, terdapat progam kerja oleh perkumpulan ini, salah satunya adalah mengupayakan seluruh siswa dan siswi tingkat I agar bergabung seluruhnya dengan lengkap tanpa terkecuali. Dengan demikian, jelas menunjuk bahwa Vino dan Veta dengan cara apapun harus berhasil diajak masuk pada perkumpulan ini oleh siswa dan siswi tingkat I lainnya. Misi mereka yang pertama guna mengajak Vino dan Veta masuk dalam perkumpulan tersebut adalah membuat Vino dan Veta bukan menjadi orang yang pendiam, membuat mereka berdua peduli kepada sesamanya.
     Bertepatan dengan bulan bahasa yang diadakan bulan tersebut, cara yang pertama yang dilakukan mereka adalah menunjuk Vino dan Veta sebagai duta bulan Bahasa di kelas mereka, Dalam bulan bahasa tersebut, sebagai duta, Vino dan Veta diwajibkan untuk berpidato dan mendeklamasikan puisi. Namun, Vino dan Veta tidak menyanggupi itu walaupun dipaksa, saat latihan yang diadakan bersama oleh kelas, mereka berdua tidak hadir, berulang kali latihan diadakan, mereka tetap tidak hadir, sehingga daripada saat bulan bahasa, tingkatan i didiskualifikasi, terpaksa, duta bahasa di ganti, Vino diganti oleh siswa lain dan Veta diganti oleh siswi lain.
     Cara yang kedua, di pekan seni antar kelas, Vino dan Veta kembali direkrut menjadi anggota vocal grup di masing-masing kelas. Kali ini, Vino dan Veta tidak dapat menghindar, karena latihan vocal grup diadakan langsung setiap pulang sekolah. Tapi tetap saja, walaupun sudah diadakan demikian, Vino dan Veta hadir, namun saat latihan, Vino maupun Veta tidak pernah membuka mulutnya dan mengeluarkan suara merdu mereka. Mereka berdua justru memegang buku mata pelajaran dan membacanya selagi teman-teman mereka berlatih. Kesimpulannya, cara kedua ini gagal dipakai guna membawa Vino dan Veta menjadi salah satu anggota mereka.
      Cara ketiga dilakukan oleh siswa-siswi tingkat I tahun ini, dilakukan bertepatan dengan adanya pekan olahraga antar kelas yang diadakan setelah ujian semester ganjil. Pada event ini, Vino dan Veta dimasukkan ke dalam tim basket putra IA dan tim basket putri IB. Namun apalah daya, walaupun mereka berada di arena lapangan basket, mereka hanya sebagai patung saja, anggapannya mereka sama saja tidak bermain, sehingga dikeluarkan dan digantikan oleh siswa-siswi lainnya.
     Berbagai cara dilakukan dan tiada membuahkan hasil, hingga dipakailah cara tekanan dan paksaan dengan harapan bahwa Vino dan Veta dapat bergabung dengan perkumpulan mereka. Cara yang pertama dilakukan adalah dengan mengasingkan tugas-tugas sekolah mereka berdua yang telah mereka berdua kerjakan. Cara ini mereka lakukan dengan tujuan menurunkan nilai Vino dan Veta, sehingga mereka merasa bosan dan mencari kegiatan lain selain dari mata pelajaran eksak yang ada. Namun, apalah daya, tugas mereka berdua tetap sampai ke tangan guru dan nilai mereka tidak turun seperti harapan teman-teman mereka berdua.
    Cara berikutnya adalah menggagalkan keikutsertaan Vino dan Veta dalam Olimpiade Sains tingkat Nasional dengan cara mengubah formulir peserta yang mereka isikan dengan nama peserta lain yang merupakan siswa-siswi tingkat II yang merupakan anggota club eksak sekaligus anggota perkumpulan siswa-siswi tingkat II pada tahun itu. Cara mereka berhasil, mereka berhasil membuat Vino dan Veta tidak mengikuti olimpiade tersebut. yang Vino dan Veta tahu, hanyalah kesalahan dalam pengisian format formulir. Padahal mereka sudah merasa benar, namun akhirnya demikian, mau bagaimana lagi, ya sudah, Vino dan Veta akan mengikutinya di tahun depan saja.
    Suatu kali, sepulang dari club eksak, Vino dan Veta berjalan bersama menuju asrama, memang asrama mereka berbeda. Asrama putra sebelah barat dari sekolah dan asrama putri sebelah timur dari sekolah. Namun, sore itu, mereka berjalan bersama menuju ke koperasi sekolah yang terletak di sebelah Ruang Perkumpulan Siswa-Siswi tingkat I. Para siswa-siswi sedang merapatkan tentang pekan seni pelajar yang akan dilaksanakan bulan depan.
    Saat para siswa-siswi melihat mereka berjalan ke arah mereka, mereka mulai bersenang diri dan mulai berbangga bahwa apa yang telah mereka lakukan selama ini tidak sia-sia. Ketua perkumpulan memanggil mereka berdua, " Vino, Veta, akhirnya kalian terbuka juga, bahwa eksak itu bukan satu-satunya, bahwa masih ada seni dan olahraga yang dapat kalian lakukan guna mengisi waktu luang kalian dan mengembangkan kreatifitas kalian. Maafkan soal Olimpiade Sains yang tidak dapat kalian ikuti, kami hanya ingin kalian bergabung bersama kami dan mengikuti pekan seni pelajar bersama kami di bulan depan."
    Mendengar kata "maafkan soal Olimpiade Sains", sontak Vino dan Veta saling bertatap muka dan mempunyai satu pikiran sama tentang bagaimana formulir pendaftaran mereka bisa salah format, padahal mereka yang mengisinya sudah yakin mengisi dengan benar. Vino menjawab, "Apa maksudmu tentang Olimpiade Sains itu? Bagaimana kamu bisa tau kalau kami batal mengikutinya? Padahal yang mengetahuinya hanya kami berdua dan pembimbing club eksak kami saja?" Ketua perkumpulan hanya bisa diam, seolah tidak mengerti harus menjawab apa. 
    Tiba-tiba dari belakang ketua, si sekertaris yang polos dan jujur menjawabnya: "Ketua yang mengganti itu dengan persetujuan kami semua, kami hanya ingin kalian bergabung dengan kami, apa itu salah? Sebenarnya akupun tidak setuju dengan pergantian itu, karena aku tidak mau menghalangi prestasi kalian. Tapi di sisi lain, aku ingin walaupun kalian berbakat dalam bidang eksak, aku juga ingin membantu kalian untuk mengembangkan kreativitas lewat seni dan olahraga. Aku juga ingin kita semua disini saling membantu, kami membantu kalian berdua untuk mengembangkan otak kanan kalian dan kalian membantu kami untuk mengembangkan otak kiri kami. Apa itu salah?"
    Veta menjawab dengan menahan air mata,"Benar, tapi caranya bukan seperti ini. Mengikuti ajang Olimpiade Sains Nasional itu menjadi impianku dan kalian semua telah menghancurkannya." Veta berlari meninggalkan mereka semua dan menuju ke asramanya, tujuan Veta dan Vino yang semula untuk ke kopsis menjadi batal akibat kejadian itu. Vino mengejar Veta, begitu pula si sekertaris, langsung mengejar Veta juga. Tiba di depan asrama putri dan Veta telah masuk, Vino hanya bisa memanggil Veta dan tidak berani melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam asrama karena aturan bahwa asrama putri hanya untuk putri. Namun, si sekertaris polos tersebut bisa masuk dan mengejar Veta. Veta masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu, sehingga si sekertaris tidak bisa masuk dan hanya dapat meminta maaf atas apa yang telah perkumpulan perbuat kepada mereka selama ini, semua seolah-olah hanya ingin Vino dan Veta bergabung dan tidak menyendiri, bukan untuk membatasi bakat Vino dan Veta dalam bidang akademik.
    Veta menelpon kedua orang tuanya atas apa yang terjadi dan meminta berpindah sekolah karena Veta menganggap bahwa sekolah ini beserta teman-temannya hanya mendukung bidang non-akademik saja. Kedua orang tuanya mengiyakan, karena mau bagaimana lagi, tindakan teman-temannya dianggap sudah keterlaluan. Vino dihadang oleh seluruh siswa kelas IB dan IA lainnya, dengan rasa menyesal mereka semua meminta maaf pada Vino dan berharap Vino tidak melakukan hal yang sama seperti yang Veta lakukan, karena sejujurnya mereka semua memerlukan pribadi unik seperti Vino dan Veta.
     Vino berusaha untuk memaafkan mereka dan menerima sisi positifnya, Vino tidak ada niatan untuk berpindah sekolah seperti niatan dari Veta. Mereka mengerti niatan Veta, bahwa akhir minggu ini Veta resmi berpindah sekolah ke sekolah lain pada umumnya. Misi mereka selanjutnya adalah membuat Veta tidak jadi pindah sekolah. Mereka akan mengatakan semua sejujurnya kepada Veta dan berharap Veta dapat menerima sisi positifnya seperti yang Vino terima. Vino sebagai teman dekat Veta juga berusaha membicarakannya kepada Veta. Namun Vino tidak bisa bertemu dengan veta hingga akhir minggu tiba.
     Akhir minggu tiba, seluruh siswa-siswi tingkat I berkumpul di depan asrama putri. Terlihat sebuah mobil berwarna merah telah berparkir di depan pintu gerbang asrama dan benarlah Veta membawa seluruh barang dibantu oleh kedua orang tuanya bersiap menuju mobil dan berteriaklah Vino dari arah berlawanan, "Veta jangan pindah!". Di barengi dengan teriakan lain dari kawan-kawan IA dan IB, "Maafkan kami Veta, kami tau kami salah." Kemudian si sekertaris berteriak dan berlari menuju ke arah Veta, " Veta, kami perlu kamu. Maafkan kami. Kami berjanji, tidak akan menghalangi dan membatasi bakatmu dalam bidang eksak."
    Veta kaget melihat tingkah teman-temannya dan mau bagaimana lagi, orang tuanya sudah jauh-jauh menjemputnya dan administrasi di sekolah yang baru juga sudah hampir selesai urusannya. Veta tetap saja mengelak dan memasukkan seluruh barang-barangnya ke mobil, dalam pikiran Veta hanya mereka semua jahat karena sudah menghalangi keiikutsertaannya dalam Olimpiade Sains Nasional. Orang tua Veta bertanya kepada Veta, apa Veta tetap ingin pindah atau batal pindah, tapi Veta tidak bisa menjawab. Tiba-tiba terdengar suara teriakan kompak dan berulang kali dari seluruh teman-temannya,"Veta, don't move, Veta, please stay, We need you, Please join with us."
     Di dalam mobil.. "Ma, Pa, kalau aku tetap disini bagaimana?" tanya Veta kepada kedua orang tuanya. Orang tua Veta memasrahkan semuanya pada Veta. Akhirnya Veta turun dan berteriak "I'm here guys, I still here." dengan mata berkaca-kaca beserta senyuman. Akhirnya seluruh siswi kelas IB mengerubung ke arah Veta dan berpelukan.
     Veta dan Vino jadi anggota mereka, namun mereka berdua juga tetap menjadi anggota klub eksak. Seiring waktu berjalan, simbiosis mutualisme itu terjadi, bahwa Vino dan Veta berbagi ilmu dengan teman-teman lainnya dan teman-teman yang lain juga berbagi krativitas dengan mereka berdua. Yang pada awalnya mereka berdua hanya memfokuskan diri pada mata pelajaran eksak, kini mereka berdua lambat laun dapat berolahraga bersama teman-teman lainnya dan pada pekan seni pelajar, mereka dapat bergabung bersama-sama dengan yang lain untuk mengisi acara lewat alunan lagu ataupun tarian.
     Pada tahun yang kedua, mereka semua naik menjadi siswa tingkatan II, mereka dapat bersama-sama hadir dan join dalan bulan bahasa, pekan olahraga antar kelas, dll. Dan yang lebih penting juga, di tingkat II ini, Veta dan Vino berhasil mengikuti Olimpiade Sains Nasional. veta berhasil meraih impiannya di tahun ini. Persahabatan bukan hal yang mengekang dan membatasi anggotanya satu sama lain, namun persahabatan adalah tempat dimana anggota-anggotanya saling berbagi satu sama lain. (by:AiLing)
    

BERBAGI KISAH di MEI 2013

Berbagi kisah ya..
Bulan Mei kemarin itu banyak kegiatan yang harus saya lakukan..
Maunya sih tetap melakukan tugas bulanan saya, yakni membuat sesuatu tulisan yang nantinya akan di post kan pada blog saya ini..
Tapi ternyata, memang kegiatan saya di bulan Mei cukup padat dan tidak memungkinkan saya untuk membuat tulisan yang ada.. Walaupun hati ingin menulis dan otak sudah menerbitkan berbagai ide guna mengisi kekosongan postingan pada blog, tapi apalah daya, sang waktu selalu berlari mengejar saya untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang ada.. :D
Bulan Mei lalu, yang jelas, yang pertama, saya disibukkan oleh persiapan Olimpiade Sains Nasional tingkat Provinsi..
Jadi begini ceritanya, bulan April lalu telah diadakan Olimpiade Sains Nasional di tingkat Kabupaten dan Kota dan saya mengikuti itu, sebagai wakil dari sekolah saya tercinta, SMAN 1 Giri. Ternyata oh ternyata dan Puji Tuhan juga, saya mendapat juara II bidang kimia di tingkat Kabupaten, sebagai tindak lanjutnya, saya harus mewakili Kabupaten saya, Kabupaten Banyuwangi, ke ajang ini di tingkat provinsi..
Persiapan untuk melanjutkan di tingkat provinsi cukup banyak, mulai dari syarat-syarat dan administrasi yang harus saya urus, bimbingan intensif yang harus saya ikuti, dan lain-lain yang khususnya membuat saya harus fokus pada itu..
Hari-hari di bulan Mei, paling banyak saya habiskan untuk bimbingan intensif, khususnya dengan mengikuti pelatihan akbar OSP di Bogor selama 6 hari, mengingat jarak Banyuwangi yang ada di ujung Jawa Timur dan Bogor yang ada di sekitaran Ibukota cukup jauh apabila di tempuh dengan jalur darat seperti yang saya dan teman-teman tempuh..
Oleh karena itulah, saya tidak bisa semaksimal mungkin membuat posting an pada blog  ini..
Kemudian tidak hanya itu,setelah mengikuti pelatihan akbar, tetap saja, masih ada pelatihan intensif di sekolah guna menyambut tibanya hari OSP itu..
1 Juni, OSP hari pertama dengan bidang fisika, kimia, dan matematika dimulai...
Aku bertanding di hari pertama itu, OSP dilaksanakan di Batu-Malang, untuk provinsi Jawa Timur..
Setelah OSP dilaksanakan, lega lah sudah rasa hati, entah apa yang nantinya aku tuai dalam OSP pasti akan sebanding dengan apa yang telah aku tanam sebelum dan saat pelaksaan OSP, karena ingat, Tuhan kan Maha Adil :)
OSP selesai, tanggal 3 Juni dilaksanakan Ujian Kenaikan Kelas..
Jadi begitulah, kisah pada Mei ini dan begitulah sebabnya mengapa postingan pada blog ini sepi.. :D
Nantilah, kalau memang ada waktunya, saya akan berbagi cerita tentang apa yang telah saya lalui selama Mei ini, yang akan saya posting di blog ini :D