Kamis, 25 Mei 2017

Konsumsi Alkohol dan Stroke

          Dalam tubuh, alkohol akan dipecah oleh enzim alkohol dehydrogenase di dalam sistem digestif. Pada bagian usus kecil, alkohol cepat diserap oleh tubuh. Kemudian, alkohol  dirombak lebih lanjut hingga menjadi asetil koA, namun asetil koA ini tidak dapat masuk ke dalam siklus Krebs, melainkan masuk ke jalur metabolisme lemak. Asetil koA akan diubah menjadi asam lemak dan kemudian meningkatkan sintesa trigliserida. Tingginya triliserida menjadi faktor risiko terbentuknya atherosclerosis.
            Sisa pembongkaran alkohol yang tertimbun dalam tubuh dan mengikuti aliran darah untuk disaring oleh ginjal dan dibuang melalui urin, sisa-sisa metabolisme ini bisa menyebabkan terjadinya inflamasi pada dinding pembuluh darah yang juga dapat menyebabkan rupturnya pembuluh darah. Ketika terjadi rupture vaskuler, bisa jadi terjadi pendarahan dalam yang menyebabkan lemahnya aliran darah. Ruptur vaskuler juga dapat menyebabkan adanya thrombus yang mengikuti aliran darah dan menyumbat aliran darah tersebut.
            Atherosklerosis dan plak yang tidak stabil ini dapat mengakibatkan terjadinya penyumbatan pembuluh darah, sehingga aliran darah (khususnya ke otak) terhambat. Otak akan mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi, sehingga tidak dapat melakukan fungsi normalnya. Kemudian sel-sel otak akan mati perlahan-lahan. Di sinilah terjadi stroke iskemi.

Alkohol juga meningkatkan CRH, ACTH, dan Aldosteron. Peningkatan hormon-hormon ini akan meningkatkan volume darah. Volume darah yang meningkat dapat menyebabkan aliran darah juga meningkat, sehingga pembuluh darah mengompensasi hal tersebut dengan memperkuat jaringan ikatnya guna mencegah terjadinya kebocoran pembuluh darah, akibatnya dinding pembuluh darah makin tebal, terjadi kontriksi arteri dan peningkatan vaskuler perifer ditandai dengan meningkatnya tekanan darah. Kondisi tekanan darah tubuh yang diatas normal biasa disebut sebagai hipertensi. Pada kondisi tertentu, ketika aliran darah terlalu tinggi dan dinding vaskuler tidak dapat mengompensasi tekanan, akan terjadi kerusakan dinding vaskuler, yang mengakibatkan pecahnya pembuluh darah. Ketika pembuluh darah yang pecah adalah pembuluh darah yang menuju ke otak, maka terjadi stroke hemoragik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar