Selasa, 11 November 2014

OBESITAS


            Obesitas adalah suatu kondisi medis pada tubuh seseorang dimana lemak terakumulasi sedemikian rupa dalam tubuh sehingga menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan diantaranya kecenderungan menderita diabetes mellitus, hipertensi, jantung koroner, dan penyakit-penyakit degeneratif lain yang dapat menurunkan angka harapan hidup. Jumlah penderita obesitas di dunia adalah 2,1 miliar dan Indonesia masuk urutan kesepuluh dengan penderita obesitas terbanyak sejumlah 40 juta orang.
Penderita obesitas adalah orang yang memiliki indeks masa tubuh (IMT) lebih dari 30 kg/m2. Pola hidup menjadi penyebab utama terjadinya obesitas. Jumlah makanan yang melebihi kebutuhan, aktifitas yang sedikit, sehingga energi yang berlebih disimpan dalam bentuk cadangan makanan, yakni lemak dalam tubuh. Selanjutnya lemak akan terakumulasi dalam bagian tubuh tertentu. Apabila lemak banyak terakumulasi di bagian perut, maka terjadilah abdominal obesity, yang kebanyakan diderita oleh kaum adam. Apabila lemak terakumulasi di bagian paha, terjadilah limb obesity, yang kebanyakan diderita oleh perempuan.
Faktor lain penyebab obesitas adalah faktor genetik. Keberadaan dua rangkap gen FTO (gen yang mengatur masa dan akumulasi lemak) menyebabkan seorang beresiko mengalami kegemukan 1,67 kali dibanding orang lain yang hanya memiliki satu rangkap gen FTO. Obesitas juga disebut sebagai gambar dari beberapa sindrom, seperti sindrom Prader-Willi, sindrom Momo, sindrom Bardet-Bild, dan sindrom Cohen. Studi juga menunjukkan bahwa anak yang menderita obesitas, 80% lahir dari kedua orang tua yang menderita obesitas.
Faktor genetik penyebab obesitas memang tidak dapat dihindari, namun pencegahan obesitas dari faktor non-genetik, yakni pola hidup, dapat dihindari. Dengan menerapkan polahidup sehat dan konsumsi gizi seimbang, setiap orang dapat menghindari penyakit ini. Berikut langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan seseorang dengan mudah guna mencegah penyakit obesitas:
1.      Mengukur Indeks masa tubuh
Dengan mengukur indeks masa tubuh, melalui berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m2), dapat diketahui kategori seseorang pakah termasuk obesitas atau tidak. Penderita obesitas terjadi ketika IMT lebih dari 30kg/m2.
2.      Mengatur konsumsi makanan
Jika Anda masuk ke dalam kategori obesitas, jumlah asupan energi yang masuk lewat makanan harus disesuaikan dengan energi yang keluar lewat aktifitas. Tidak hanya itu, makanan yang masuk juga harus dikurangi, maksimal pengurangan adalah 25% dari jumlah kebutuhan kalori tiap harinya.
3.      Menghindari makanan yang berkalori tinggi
Junk food merupakan salah satu contoh makanan berkalori tinggi, dimana junk food mengandung lemak dan gula yang tinggi, namun kandungan vitamin dan mineralnya sangat rendah. Konsumsi junk food membuat seseorang lebih banyak mengasup energi yang nantinya tersimpan dalam bentuk lemak dan obesitas muncul.
4.      Mengatur waktu makan
Pada umumnya, manusia harus makan 3 kali dalam sehari, saat pagi, siang, dan malam hari. Namun jam makan tidak bisa sembarangan. Makan pagi yang baik dilakukan saat waktu menunjukkan pukul 06.00-07.00. Makan siang pada saat tengah hari, yakni sekitar pukul 12.00. Sedangkan makan malam yang baik adalah pukul 18.00, makan malam tidak boleh melebihi pukul 19.00.
5.      Menambah waktu olahraga
Berolahraga adalah salah satu aktifitas fisik yang memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan ketahanan tubuh masing-masing orang. Berolahraga adalah salah satu cara untuk menurunkan berat badan, selain itu berolahraga yang teratur dapat menjaga daya tahan tubuh dan membentuk postur tubuh. Olahraga jogging merupakan salah satu olahraga yang paling mudah dilakukan.

Demikian kiat-kiat mencegah penyakit obesitas. Untuk pengobatan obesitas lebih lanjut, harus didampingi oleh seorang dokter spesialis gizi dan ahli gizi. Bagi Anda yang masih dalam kondisi normal, tidak ada salahnya untuk mencegah terjadinya obesitas yang memiliki berbagai dampak negatif bagi kesehatan. Lebih baik mencegah daripada mengobati bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar