Minggu, 04 Mei 2014

KEINGINAN DAGING ATAU ROH (GALATIA 5 : 16 - 25)




            Sebagai manusia yang sudah diselamatkan oleh anugrah Tuhan, kita telah dimerdekakan dari hukuman dosa. Kita bukan lagi hamba dosa, melainkan kita adalah hamba kebenaran. Namun, seringkali kita masih jatuh dalam dosa, seringkali kita menuruti keinginan daging kita. Padahal, tubuh kita adalah bait Roh Kudus, dan seharusnya kita melakukan keinginan Roh.
            Keinginan daging selalu bertentangan dengan keinginan Roh, begitu pula sebaliknya. Keinginan daging selalu berkaitan akan dosa, yakni melawan perintah Allah, yakni mendukakan hati Allah. Keinginan roh adalah sebaliknya, yakni menaati perintah Allah dan menyenangkan hati Allah. Keinginan daging adalah keinginan tentang hal-hal duniawi, yang sementara. Sedangkan, keinginan Roh adalah tentang hal-hal surgawi yang kekal.
            Kita tidak bisa hidup dengan melakukan keinginan daging dan keinginan Roh secara bersamaan, karena itu abu-abu. Seorang hamba tidak bisa mengabdi pada dua tuan, hanya kepada satu tuan saja. Tinggal kita memilih, mau jadi hamba apakah kita? Hamba kebenaran yang hidup menuruti keinginan Roh ataukah hamba dosa yang hidup menuruti keinginan daging?
            Menjadi hamba dosa yang menuruti keinginan daging jelas pilihan yang salah. Dalam ayat 21, jelas dikutip bahwa orang-orang yang hidup menuruti keinginan daging tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah. Orang-orang yang demikian tidak diselamatkan, tidak memperleh hidup kekal. Namun sebaliknya, menjadi hamba kebenaran yang hidup taat seturut keinginan Roh adalah pilihan yang tepat, karena ia menjadi milik Kristus, ia akan diselamatkan dan beroleh hidup kekal dalam kerajaan Allah.
            Untuk menjadi hamba Roh dengan benar dan taat, kita harus menyalibkan kedagingan kita dan segala hawa nafsu dan keinginannya (ayat 24). Kita hidup dengan landasan Firman Tuhan, apa yang kita lakukan, apa yang kita inginkan, apa yang kita pikirkan, semuanya haruslah berlandas Firman Tuhan.
            Menjadi hamba kebenaran, hidup seturut keinginan Roh, akan memiliki dampak positif bagi hidup kita. Buah-buah Roh akan kita peroleh dan hasilkan, diantaranya kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. (ayat 22-23)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar