Senin, 15 Mei 2017
Mata
kuliah statistika dimulai pukul 07.00 pada hari antara Minggu dan libur SBMPTN.
Kelas sepi, banyak teman-teman yang pulang kampung – menggunakan jatah
bolosnya. In the middle of class, Tiwi
and Dara was talking about Preksu, ayam geprek dan susu.. Preksu is one of popular food in Jogja among students. I didn’t know
why, I was just kidding when I offered Dara to go Jogja. Dara had permission
from her mother, so did I. So, we decided to go Jogja (yeeeyy). We checked
train schedule via website. KA Gaya Baru will depart at 12.00 and KA Sritanjung
around 14.00.
Class was end at 09.00 am. Kita balik
sendiri-sendiri ke kost, we prepared our
belonging. I picked up Dara and we went to Stasiun Gubeng. Grateful, we got on
the spot ticket to Jogja for KA Gaya Baru. Berangkat pukul 12.00 dari
Surabaya, tiba pukul 17.00 di Stasiun Lempuyangan Jogja. Selama perjalanan, we just planned what would we do there. Dara
had an ideas to rent a motorcycle, so we could travel freely, not depend on
public transportation or Uber or GoCar or else. I browsed in internet about
Rental Motor Jogjakarta and I found. Contact via WA and fast response enough
from the Rental. Untuk sewa, perlu beberapa jaminan seperti E-KTP, tiket
pulang, KTM, atau other identity card – so I guaranteed mine, because Dara
doesn’t have E-KTP. Motor diantar oleh pihak rental ke Stasiun Lempuyangan,
sehingga ketika kami turun dari kereta, kami langsung menuju parkiran depan dan
menjumpai pihak rental. Motor beat hitam baru, plat masih belum keluar malahan,
mantap juga bawaannya, serta ada dipinjam helm juga, inilah yang membantu kami
selama berkeliling di Jogja.
Setelah
itu, dengan berbekal GPS – kami mencari penginapan yang sudah kami lihat
profilnya melalui internet. Jogjakarta is
different with Surabaya, jalannya lebih sempit, lebih banyak Traffic light,
walaupun begitu sopan santun dalam berkendara sangat dijaga. Bukan seperti
Surabaya yang dikit-dikit nge-bel, misuh,
selip dari kiri, dst (hahaha ToT).
Sekitar pukul 18.00, kami tiba di penginapan. We were so grateful and lucky, ada kamar kosong dengan harga anak
kos – backpacker dari Surabaya gitu.. (I
will explain in the end of this article more)
Masuk
ke kamar, istirahat sejenak, mandi.. Dara sholat.. Pukul 19.00, kami keluar
lagi menggunakan motor rental itu menuju ke Preksu, berbekal GPS hoho
Perjalanan sekitar 20 menit, jarak tempuh sekitar 12 km.. Preksu ini di dekat
kampus UGM dan UNY, sedangkan penginapan kami di dekat Alun-alun Selatan. Arrived at Preksu, we were shocked by the amount
of buyer there.. Antri poooolll… The waiter said that “Antrian sekitar 1
jam lagi”. I and Dara couldn’t wait, we
had limited time in Jogja, we should visit other place. So, we left Preksu and
went to Malioboro. We had dinner in Malioboro, penyetan di angkringan gitu.
Then, we walked exploring Malioboro, bought something, enjoyed traditional
Javanese music, ate Ronde, etc.
After that, we went to Alun-alun Kidul. In
the center of Alun-alun Kidul, there are two big trees. Mitosnya, siapa
yang bisa berjalan lurus dengan mata tertutup dan melewati tengah-tengah pohon
tersebut akan mendapat rejeki yang berlimpah. So, we tried. I closed my eyes with my jacket and failed. Then, Dara
tried. She walked and did it well. She was happy.. zzzz haha.. Pemandangan
malam di Alun-alun dihiasi dengan kilauan lampu dari gowes-gowes.. Kami menaiki
gowes dan memutari alun-alun. Setelah itu, kami pulang – kembali lagi ke
penginapan.. It was almost at 12 p.m. Perjalanan
pulang menuju homestay cukup sepi.
Selasa, 16 Mei 2017
We woke up, prepared our self, checked out
from homestay. Then, we were looking for breakfast. We went to Pusat Gudeg
Jogjakarta.. Again, different food taste between Jogja and Surabaya. Yang
biasanya asin, ini manis. Tetep ingat, ini Jogja. Beda daerah, beda budaya,
beda rasa, punya keunikan masing-masing. I
gave my gudeg to Dara.
Setelah
itu, kami menuju Benteng Vredeburg. Berkeliling, berfoto, melihat video sejarah
benteng tersebut, melihat peninggalan-peninggalan yang ada di sana. Kemudian,
kami ke Kraton, berkeliling ke beberapa pusat oleh-oleh, dihantar becak Kraton.
Setelah dari Kraton, kami menuju ke Jogja Scrummy. Jogja Scrummy is one popular snack Jogja, milik Dude Harlino. Sayangnya,
hanya tinggal dua varian rasa ketika kami di sana – caramel and cheese. Back to
our first purpose to Jogja – Preksu – we
went Preksu. Beda cabang dari yang semalam kami kunjungi, tetapi ya sama.
Ada berbagai menu geprek yang ditawarkan, mulai dari ayam goreng, ayam crispy,
cumi, tempe, tahu, udang, nugget, dan lain-lain. Level kepedasan yang
ditawarkan juga tergantung pelanggan. Harga disini lebih murah daripada ayam
geprek di Surabaya, tingkat kepedasannya juga mantap. Asli cabai, bukan
campuran merica atau bawang layaknya di Surabaya.
Setelah
makan siang di Preksu, kami kembali ke stasiun. We made appointment with Rental Service. Motor rental dikembalikan,
jaminan-jaminan juga kami terima kembali. We entered St. Lempuyangan. We went
back to Surabaya with KA Pasundan. KA Pasundan depart at 14.25 from St
Lempunyangan to St Gubeng Surabaya. We arrived in Surabaya around 21.30.
Kembali lagi ke kos masing-masing dan mempersiapkan diri untuk praktikum dietetic
esok hari hoho.. Very short trip, but I’m grateful. Short escape from Surabaya,
but we back. Facing our daily life again, as students in University of
Airlangga Surabaya. Keep spirit.
Photos:
Malioboro
Alun-Alun Kidul
Keren.. Salah satu mobil Gowes di
Alun-Alun Kidul
Harga sewa sekitar Rp 40.000 – 60.000
per mobil per putaran
Namun, jika menawar bisa dapat Rp
25.000; like what we did J
Tiket masuk Benteng Vredeburg – Rp 3000
per orang
Biaya parkir Jogja, rata-rata Rp 1000-2000
Sekilas kamar penginapan – cukup nyaman
dan bersih
Fasilitas : Spring bed, fan, TV,
Kamar Mandi Luar
Rp 40.000 / malam – Homestay Deep
Purple
Kraton Jogja
HTM = Rp 5.000/- per orang
Sarapan – Gudeg Yuk Jum
Di sentra wisata Gudeg. Harga
tergantung aluk
Ini lauk ayam – Rp 20.000,-Sarapan – Gudeg Yuk Jum
Di sentra wisata Gudeg. Harga
tergantung aluk
Ini lauk ayam – Rp 20.000,-
Semoga bermanfaat.. :)