I.
YOUCAN (Youth Center to Act for Nation) adalah sebuah
organisasi non-pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak muda
akan pentingnya partisipasi mereka dalam kemajuan bangsa. YOUCAN berkomitmen
untuk memberdayakan para pemimpin muda yang memiliki hati dan visi guna memberi
kontribusi bagi bangsa dan negara Indonesia.
YOUCAN EMPOWER adalah program pengabdian masyarakat
lintas disiplin yang terbuka bagi pemuda guna memfasilitasi pemuda yang
berkomitmen untuk mengembangkan diri dalam pemberdayaan masyarakat dan
memberikan kontribusi positif dan nyata bagi masyarakat, baik dalam bidang
pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Proses perijinan program telah dilakukan
oleh pihak YOUCAN sehingga peserta dapat langsung melakukan pengabdian
masyarakat di lokasi penerjunan. Terdapat 4 lokasi penerjunan, diantaranya:
Lebak Muncang, Jawa Barat; Lombok, NTB; Labuan Bajo, NTT; dan Raja Ampat, Papua
Barat.
Lokasi pengabdian masyarakat di Raja Ampat, Papua Barat,
bertempat di Desa Saonek, Waigeo Selatan. Untuk menuju desa ini, diperlukan
waktu perjalanan sekitar 2-3 jam dari Sorong ke Waisai, dengan menggunakan
kapal feri dan kemudian menyebrang lagi dari Waisai ke Saonek menggunakan long boat dengan waktu tempuh sekitar 30-45
menit. Penyebrangan dari Sorong ke Waisai hanya ada 2 kali dalam seminggu,
sedangkan dari Waisai ke Saonek ada setiap hari.. Desa ini tergolong rawan bencana,
sebab keadaan desa di tengah lautan. Semisalkan ada gelombang tsunami, desa ini
akan tersapu ombak.
Desa Saonek memiliki sekitar 105 KK. Setiap rumah telah
memiliki sumur sebagai sumber air bersih, namun kondisi airnya berkapur, dan
kebanyakan sumur tidak memenuhi standar kesehatan. Desa ini dulunya adalah
pusat pemerintahan, sehingga infrakstrukturnya tergolong cukup baik. Bangunan
polsek, KUA, perpustakaan, puskesmas, pos koramil, masjid, gereja, dan lainnya
sudah ada. Namun, setelah pusat pemerintahan berpindah ke pulau lainnya,
infrastruktur dan sarana yang sudah ada tidak terawat. Puskesmas Saonek mulai
terurus karena akan diadakan akreditasi, sudah ada staf yang tinggal tetap,
walaupun dokter hanya seminggu sekali mengunjungi daerah tersebut. Hanya ada
satu dokter umum di puskesmas ini dan bertanggungjawab juga ke daerah lain di
dekat pulau ini, yang masih wilayah kerja dari Puskemas Saonek. Puskesmas ini
telah dikunjungi oleh Dirjen Kesehatan Nasional pada tahun 2015, dan akan
diakreditasi pada tahun ini.
Mayoritas warga Desa Saonek berprofesi sebagai nelayan,
sehingga akses terhadap makanan hasil laut cukup tinggi, namun akses terhadap
sayur dan buah kurang. Sayuran yang banyak ditemukan adalah sayuran hijau,
seperti kangkung, bayam, dan daun singkong. Buah yang terjangkau adalah pisang
dan pepaya, yang kebanyakan tumbuh di pekarangan rumah. Masing sangat sedikit
toko kelontong di pulau ini, masih sedikit pula orang yang berjualan makanan.
Untuk memenuhi kebutuhannya, mayoritas penduduk Desa Saonek harus menaiki
perahu dan membeli keperluannya di pulau seberang, Waisai, dengan waktu sekitar
30 menit.
Di Desa Saonek juga telah terdapat dua
infrastruktur pendidikan, yakni satu Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama.
Menurut hasil observasi tim YOUCAN, pendidikan tertinggi baru sebatas
SMA-sederajat, itupun mereka harus pergi ke lain pulau, yakni Waisai atau
langsung ke Sorong untuk dapat menempuh pendidikan SMA. Sudah ada perpustakaan
bagi pelajar di Desa Saonek, namun pengelolaannya juga belum memadai karena
tidak ada sumber daya, sehingga perpustakaan terbengkalai. Masyarakat Saonek
berbahasa Indonesia dengan sangat fasih.
Wah gambaran yg oke ttg pulau Sanoek, tp kayanya kakak msih pnya bnyk cerita utk dibagikan deh. Ditunggu ya episode selanjutnya. 😁
BalasHapus