Kalau kita tahu apa yang ada di
depan mata itu baik dan menyenangkan, maka dengan mudah kita akan melangkah dan
melakukannya. Sebaliknya, jika kita tahu apa yang ada di depan itu sulit untuk
dijalani, maka mungkin kita akan berat hati untuk melangkah, enggan, atau
bahkan tidak akan melakukannya. Yesus tau bahwa jalan salib yang ada di
depanNya itu susah, penuh penderitaan, bahkan juga akan berujung pada kematian,
tapi Ia tetap melangkah dan melakukannya dengan penuh ketaatan. Yesus berkomitmen
dalam menaati kehendak Bapa.
Komitmen berbeda dengan
kontribusi. Kontribusi berarti hanya memberikan sesuatu, sebagian saja, untuk
mendapatkan hal lain. Misalkan kontribusi dalam kamp/retreat, mungkin kita
membayarkan uang, tapi ujungnya uang tersebut juga kembali kepada kita dalam
bentuk yang lainnya, entah berupa makanan, akomodasi, dll. Komitmen berarti
siap memberikan segalanya, siap kehilangan segala sesuatunya. Yesus berkomitmen
taat pada Bapa, Ia menjalani hukuman salib itu, Ia rela kehilangan segala
sesuatunya. Tanpa komitmenNya, karya penebusan dosa di atas salib tidak akan
terjadi dan kita tidak akan diselamatkan. Mengapa Yesus dapat memiliki komitmen
yang sedemikian kuat?
1. Yesus tau apa yang dipikirkan Bapa
Pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus (Mark 8:31-32)
didahului dengan Pengakuan Petrus bahwa Yesus adalah Mesias (Mark 8:27-30). Di
pemikiran murid-murid dan orang Yahudi kala itu, Mesias adalah sosok yang akan
memerdekaan umat Israel dari jajahan. Mesias adalah raja, yang telah lama
mereka nantikan untuk menghapuskan penjajahan yang dialami oleh Israel.
Pemikiran mereka tentang Mesias hanya sesempit itu, sehingga pada Mark
8:32b-33, Yesus menegur Petrus dengan keras, sebab ia dan murid-murid lain
hanya memikirkan apa yang dipikirkan manusia, bukan pikiran Allah.
Pikiran menentukan fokus kita, berpengaruh dan menentukan
segala sesuatunya, termasuk tindakan kita. Pikiran manusia bisa berbeda dengan
pikiran Allah, namun seharusnya manusia tunduk kepada apa yang dipikirkan Allah. Yesus dapat berkomitmen sebegitu kuatnya
karena Ia tau apa yang menjadi pikiran Bapa. Untuk mengenal apa yang menjadi
pemikiran Allah, ya kita harus mengenal Allah dan dekat padaNya, melalui waktu
doa, PA, ibadah, saat teduh, KTB, dll.
Ketika kita tidak tau apa yang menjadi pikiran dan
kehedakNya, namun kita tetap bersih-keras melangkah, bisa jadi kita salah
komitmen. Hati-hati pula dengan komitmen yang salah. Kadang kita sibuk dengan
berbagai pelayanan yang ada, kita sangat berkomitmen terhadap pelayanan, namun
kita melupakan Allah. Komitme yang seharusnya pada Allah bergeser kepada
komitmen terhadap pelayanan dan aktivitas rohani tanpa makna.
Dengan mengetahui pikiran Allah, dengan tetap berkomitmen
pada Allah, maka kita akan kuat dalam menjalani berbagai tantangan di
kehidupan, kita akan tetap teguh di dalamNya walaupun apa yang ada di depan itu
sulit dan menuntut segalanya.
2. Yesus fokus dan melihat Tuhan
Mark 8-10 juga mencatat berbagai pelayanan yang dikerjakan
oleh Yesus, seperti Yesus menyembuhkan orang buta di Betsaida, Yesus mengusir
roh dari seorang anak yang bisu, dll. Mark 9:30-32 mencatat pemberitahuan kedua
mengenai penderitaan Yesus. Perikop ini dilanjutkan mengenai perdebatan
diantara para murid tentang siapa ang terbesar (Mark 9:33-37). Ada salah fokus
diantara para murid, mereka tidak lagi fokus pada pelayanan yang sedang
dikerjakan, tetapi fokus pada kebesaran, kekuasaan, dan citra diri mereka
masing-masing.
Perikop selanjutnya, Mark
9:38-41 menyatakan bahwa ada orang yang bukan murid, yang mengusir setan dalam
nama Yesus. Di sini murid-murid tampak mempermasalahkan hal itu. Mereka
menganggap ada yang menyaingi citra dan popularitas mereka sebagai murid
Kristus. Namun, Yesus tetap fokus pada pemikiran dan kehendak Bapa dalam setiap
pelayanan yang dilakukannya. Ketika Yesus dicobai orang Farisi mengenai
perceraian, ketika Yesus memberkati anak-anak (Mark 10), Yesus tetap melihat
Tuhan ada dalam setiap pekerjaan pelayanan yang dilakukanNya. Yesus berkomitmen terhadap itu.
Dalam kehidupan, seringkali ada
orang yang membuat komitmen tapi tidak bisa melihat Tuhan didalamnya. Aktivitas
rohani tanpa makna, membuat kita kosong, hanya menemukan kelelahan, tanpa
menemukan Tuhan. Dalam kehidupan pernikahan, banyak orang yang sulit melihat
Tuhan dalam pasangannya karena pasangannya tidak hidup di dalam Tuhan. Dalam
kehidupan keluarga, banyak anak-anak yang susah menemukan kasih Tuhan karena
orang tua yang tidak meneladankannya, dan lain-lain.
Komitmen pelayanan Yesus dapat
begitu kuat karena Ia melihat Bapa dalam segala yang dikerjakanNya. Ia melihat
Bapa dalam diri orang-orang yang Ia layani. Demikianlah hendaknya kita tetap
selalu melihat Bapa dalam apapun yang kita lakukan, dalam komitmen yang sudah
kita ambil.
3. Yesus tidak melupakan kasih dalam komitmen
Mark 10:46-52 mencatat Tuhan Yesus menyembuhkan Bartimeus,
seorang yang buta. Bartimeus meminta dan
berseru memohon belas kasih dari Yesus. Ia berteriak sekencang-kencangnya walau
banyak orang yang menegur dia. Hingga Yesus memanggilnya, menanyakan apa yang
ingin ia kehendaki, Bartimeus ingin supaya ia dapat melihat. Tuhan Yesus
mengabulkan keinginannya, Yesus membukakan mata Bartimeus. Membukakan mata di
sini tidak hanya berarti secara fisik saja, namun juga secara rohani. Bartimeus
mengalami kasih Allah yang nyata, dan kemudian Bartimeus mengikut Yesus dalam
perjalananNya.
Seringkali manusia berkomitmen namun melupakan kasih,
berkomitmen melakukan berbagai hal tapi justru melupakan hal yang terutama.
Komitmen tanpa kasih itu tidak berarti apa-apa. Yesus berkomitmen mengerjakan
karya penebusan dosa di atas salib juga karena kasihNya bagi manusia. Kitapun
seharusnya demikian, kita telah mengalami kasih Allah itu, harusnya kita
menyatakan kasih Allah juga kepada orang lain. Jika mungkin, dari antara kita
yang masih buta – belum melihat dan merasakan kasih Allah – harusnya kita
berseru, meminta, dan berharap hanya kepada kasihNya.
Komitmen itu fokus pada pemikiran Allah,
terus mengerjakan dengan melihat pada Allah.
Komitmen perlu kasih dan rela memberikan
segala-galanya.
God bless
CATATAN KOTBAH IBADAH MINGGU
GKI Pregolan Bunder Surabaya
KU I (06.30) - Pnt. Ezra R
Tidak ada komentar:
Posting Komentar