Dumbledore
membawa mereka bertiga ke ruang kepala sekolah, didampingi dengan Azka, Snape,
Harry, Ron, dan Hermione. Di ruang kepala sekolah, satu per satu dari ketiga
calon tersangka itu. Cermin air ajaib yang ada di ruang kepala sekolah menjadi
salah satu sarana untuk mengungkap siapa pelaku sebenarnya. Dan benarlah,
waktunya telah tiba, ketika Malfoy mendapat giliran, pada cermin terlihat
seluruh apa yang dilakukannya kepada Azka, yaitu memantrai Azka. Terungkap
sudah, Malfoy pelakunya, Malfoy mendapatkan hukuman, yakni menghitung jumlah
lidi dari seluruh sapu terbang siswa-siswi Hogwart.
Satu kasus terpecahkan sudah,
bahwa yang memantrai Azka adalah Malfoy. Namun pertanyaan dasar, kasus dasar
belum terungkapkan, yakni bagaimana bisa seorang manusia awam seperti Azka bisa
masuk ke dalam Hogwart.
‘’Tidak adakah CCTV disini? Di
dekat gerbang atau pintu masuk?’’, tanya Azka ke Harry.
‘’Apa itu CCTV?’’, Harry kembali
bertanya.
‘’Susah, memang beda, memang dunia kita berbeda’’, kata Azka sambil
menggelengkan kepala.
‘‘Apa
itu CCTV? Jelaskan pada kami!‘‘, minta Hermione.
‘‘Sejenis
alat untuk merekam dan melihat ulang kejadian di waktu yang lalu‘‘, jelas Azka.
‘‘Waa,
seandainya saja ada alat seperti itu yang di pasang di tiap gerbang dan akses
pintu masuk dan keluar Hogwart‘‘, kata Hermione mengandai-andai.
Kembali,
Professor Dumbledore mengumpulkan semua pelajar Hogwart guna memecahkan masalah
utamanya. Pelajar Hogwart yang telah maupun ingin menggunakan The New Gate,
pintu untuk menuju dunia luar, dikumpulkan oleh Dumbledore. Diantaranya adalah
Ron dan Harry yang waktu itu ingin mencoba keluar ke dunia luar melalui pintu
itu. Satu per satu di tes oleh Dumbledore untuk mengucapkan mantra guna keluar
dari pintu tersebut.
‘‘Apa
yang harus aku lakukan Harry? Kala itu kita batal untuk keluar karena aku salah
mengucapkan mantra tersebut. Apakah benar bahwa Azka dapat masuk kemari karena
pengucapan mantra dari mulutku yang salah? Namun, apakah dampaknya
sebesar itu?‘‘, tanya Ron pada Harry dengan paniknya.
‘’Aku tak tahu pasti Ron, tapi
marilah kita akui ini pada Proffesor Dumbledore sehingga setidaknya kita
membantu sedikit dalam menyelesaikan masalah ini’’, kata Harry.
‘’Bagaimana bisa kita menyelesaikan
masalah ini? Kalau terbukti benar,
malahan akulah pembuat masalah utamanya. Apa yang harus aku lakukan? Bagaiman
kalau kita nantinya dihukum?‘‘, kata Ron.
‘‘Kita?
Kaulah yang salah mengucapkan mantra, bagaimana bisa aku juga turut dihukum nantinya?‘‘,
protes Harry dengan sedikit bercanda.
‘‘Ya,
seharusnya, Bagaimana kalau aku dihukum?‘‘, kata Ron dengan kecewa.
‘‘Tak
apa kawan, nanti kalaupun kau dihukum, aku tak akan membiarkanmu sendiri. Doaku
akan menyertaimu, hahaha..‘‘, kata Harry dengan tertawa.
Proffesor
Dumbledore telah menguji satu per satu pelajar tersebut dan tidak didapati
kesalahan dalam pengucapan mantra yang diyakini menjadi penyebab dalam
permasalahan tersebut. Hingga tiba pada gliran Harry dan Ron.
‘‘Proffesor,
malam itu kami berdua ingin mencoba gerbang baru tersebut untuk peri ke dunia
luar, pulang ke rumah Ron untuk semalam itu saja‘‘, kata Harry.
‘‘Na..na..namun,
tidak berhasil, ka..ka..rena aku salah menyebutkan mantra‘‘, kata Ron
gelagapan.
‘‘Kenapa
kau tak memberitahukannya sejak awal?‘’, tanya Dumbledore.
‘’Ka..kami pikir itu tak akan
jadi masalah rumit dan sebesar ini’’, kata Ron.
‘’Ya, Proffesor, kami pikir itu tak akan mengubah sistem dari gerbang
tersebut’’, tegas Harry.
‘‘Namun
kenyataannya itu sangat fatal, manusia berdarah lumpur dapat masuk dengan bebas
ke Hogwart dan itu jelas sangat berbahaya bagi kesalamatan dunia penyihir‘‘,
kata Dumbledore tegas.
‘‘Maafkan
kami Proffesor, kami ta menyangka terjadi seperti ini‘‘, kata Ron.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar