Bel
jam makan siang berbunyi, semua pelajar Hogwart dihimbau untuk masuk ke dalam
ruang makan. Begitu juga Azka, Azka telah berganti baju, ia memakai jubah juga,
jubah Hermione. Hermione yang menyuruhnya untuk berganti baju dan memakai jubah
cadangan Hermione, sehingga Azka tidak lagi menjadi pusat perhatian para
pelajar di Hogwart. Dalam hati Azka berpikir, seandainya saja ada kamera, ia
pasti akan bergembira ria, bernarsis dan berfoto ria dengan jubah yang keren
itu di sekolah yang antik ini.
Azka
duduk semeja dengan Hermione, Ron, Harry, dan Giny. Tiba-tiba merpati putih Ron
mengirimkan sebuah surat dari ibunya, surat itu terbuka sendiri, ada di hadapan
wajah Ron, dan uniknya seperti pesan suara surat itu berbunyi, kemudian setelah
surat itu berbunyi, surat itu hangus, terbakar sendiri. Azka sungguh takjub
melihatnya. Mereka makan bersama, seusai makan siang, Dumbledore naik ke
mimbar.
‘’Selamat siang para pelajar
Hogwart, pada hari ini, terjadi kejadian aneh di Hogwart dimana ada kebocoran
pada jalur akses menuju Hogwart. Sebenarnya, seluruh jalur, baik peron ¾,
gerbang Hogwart, maupun gerbang baru hanya dapat dilalui oleh para penyihir
saja, namun kali ini ada manusia muddle yang masuk ke Hogwart’’, kata
Dumbledore dengan bijak.
Siswa-siswi gempar, ada yang
berkata bahwa sosok gadis berpakaian aneh yang berada di lapangan itu mungkin
adalah manusia muddle yang tersesat di Hogwart.
‘’Muddle itu apa?’’, tanya Azka
dengan polosnya.
‘’Berdarah kotor’’, jawab Ron dengan bisik-bisik.
‘‘Ada
seorang muddle yang tiba-tiba masuk, tersesat disini. Dan celakanya, ada
seorang pelajar disini yang memantrainya dengan mantra beku, sehingga ia
menjadi patung es yang ditemukan saat jam pelajaran terakhir’’, kata
Dumbledore.
‘’Itu pasti Harry dan
kawan-kawan’’, teriak Malfoy.
‘’Huuuuuuuuuu…………’’, suara sorak
dari anggota Slytherin kepada Harry dan kawan-kawan.
‘’Diam… Tersangka tersebut bukan
Harry dan kawan-kawan’’, teriak Dumbledore.
‘’Lantas, kemana mereka saat jam
pelajaran sihir hitam?’’, teriak Malfoy.
‘’Diam… Tersangkanya bukan Harry
dan kawan-kawan, karena mereka adalah anggota Griffindor, dari pengakuan si
muddle, bernama Azka, yang memantrainya adalah anggota Slytherin. Azka silahkan
maju ke depan’’, kata Professor Dumbledore.
‘’Sekarang, satu per satu
anggota Slytherin silakan maju, Azka yang akan melihatnya sendiri.’’, kata
Dumbledore.
Azka maju, menuju ke arah mimbar
di depan. Sedangkan Malfoy di tempat duduknya sendiri, ia mulai gugup, mulai
bingung, apa yang harus ia lakukan. Bagaimana bila Azka mengenalinya, ia pasti
akan dihukum.
Satu per satu anggota Slytherin
maju, ditemukannya 3 orang, hampir mirip-mirip dengan yang diingat oleh Azka,
yang diikuti Azka dan yang mengucapkan kata-kata aneh berupa mantra. 3 orang
tersebut salah satunya adalah Malfoy. Azka memiih mereka bertiga yang dirasa
memiliki wajah yang mirip. Azka pun
tidak bisa menentukan siapa diantara mereka yang mengucapkan mantra itu.
Hati
Malfoy merasa sedikit tenang, Azka tidak langsung menuduhnya, sehingga waktu
penyelesaian masalah pun makin panjang, dan tidak hanya Malfoy yang didudukkan
pada kursi tersangka, melainkan juga kedua orang teman lainnya. Namun, seperti
bau busuk batang pasti akan tercium pada nantinya, ketika kebenaran nantinya
akan terungkap dan kejahatan akan dihukum, demiian pula halnya dengan perlakuan
Malfoy yang nantinya akan terungkap. Malfoy tidak bisa tenang, ia harus melakukan
sesuatu yang membuatnya lari dari masalah itu, tidak dihukum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar