‘‘Sebentar
lagi, kau akan dapat kembali ke hari-harimu di dunia asalmu‘‘, kata Dumbledore
pada Azka.
‘‘Ya
Professor, ini seperti mimpi, keren, dunia ini sungguh menakjubkan, namun ini
bukan duniaku‘‘, kata Azka bijak.
‘‘Selamat
tinggal Azka, kami akan selalu mengingatmu“, kata Harry.
‘‘Ya,
maafkan aku, akibat kesalahanku kamu malah tersesat di sini‘‘, kata Ron.
‘‘Tak
apa, ini satu pengalaman buat aku“, kata Azka.
‘‘Selamat
tinggal Azka, hiduplah dengan baik di duniamu“, kata Hermione.
‘‘Sudah,
siap?‘‘, kata Proffesor Dumbledore.
‘‘Ya,
aku siap“, jawab Azka.
Proffesor
Dumbledore menyuruh Azka untuk menutup matanya dan kemudian dia mengambil
tongkat sihir dan mengayunkannya sambil mengucapkan mantra. Dan seketika itu
pula, cahaya biru muncul dari tubuh Azka, cahaya yang ditimbulkan makin lama
makin silau, sehingga Ron, Harry, dan Hermione tidak dapat melihat tubuh Azka. Tiba-tiba
cahaya tersebut hilang, dan Azka pun menghilang.
‘‘Permasalahan
telah selesai sudah‘‘, kata Dumbledore.
“Ya Proffesor, sekarang sudah tidak ada lagi orang asing di Hogwart”, kata
Harry.
Akhirnya
permasalahan telah selesai, Hogwart dapat kembali melakukan kegiatannya seperti
semula. Tidak ada lagi orang asing yang mengancam keberadaan dunia sihir.
Sementara itu di dunia manusia...
‘‘Azka,
let’s wake up.. You are going to be late to go to school!“, say Azka’s mother.
“Oh mom, I wanna sleep, just
wanna sleep. I have a nice dream, Mom!” kata Azka dengan ngantuknya.
“But, today, you have musical
event Azka”, kata ibunya.
Azka dengan terkejut, langsung terbangun dari tidurnya dan berteriak…
‘‘Oh
shit, I forget it!‘‘, katanya.
Demikianlah, Hogwart kembali
tenang dan Azka menjalani hidup seterusnya di dunia asalnya.