Anemia
berasal dari Bahasa Yunani (ναιμία)(an-haîma) yang
berarti “tanpa darah”, yang berarti kekurangan sel darah merah dan/atau
hemoglobin yang menyebabkan penurunan kapasitas pengangkutan oksigen ke sel-sel
tubuh. Padahal, oksigen diperlukan setiap sel tubuh untuk melakukan metabolisme
aerobik.
Berdasarkan laju
produksi dan kehilangan sel darah merah, anemia dibedakan menjadi:
a. Anemia karena produksi yang kurang
Produksi yang
kurang bisa karena terjadinya gangguan fungsi hormon eritropoietin. Hormon ini
berfungsi dalam meningkatkan laju produksi dan maturasi sel darah merah oleh
sumsum tulang belakang. Gangguan fungsi hormon ini dapat disebabkan oleh
gangguan hati dan ginjal, dimana pada keadaan normal 90% hormon ini diproduksi
oleh ginjal dan sisanya oleh hati.
Produksi yang
kurang juga dapat terjadi karena kurangnya bahan-bahan untuk produksi sel darah
merah, yaitu zat gizi, diantaranya: zat besi, protein, vitamin B6, B9, B12, dan
lain-lain. Masing-masing zat gizi diperlukan dalam tahapan proses pembentukan
sel darah merah, seperti pembentukan heme, globin, maturasi sel darah merah,
dan lain-lain.
b. Anemia karena kehilangan sel darah merah
Kehilangan sel
darah merah dapat disebabkan oleh karena laju perombakan sel darah merah yang
lebih cepat daripada laju pembentukannya, bisa terjadi juga karena kehilangan
sel darah merah karena robeknya pembuluh darah yang menyebabkan pendarahan,
baik internal maupun eksternal.
Berdasarkan penyebabnya, anemia digolongkan menjadi:
a.
Anemia
defisiensi zat gizi
Anemia
ini disebabkan oleh defisiensi zat gizi, baik itu protein, Fe, Cu, Zn,
vitamin B6, B12, dan lainnya. Zat-zat
gizi berperan dalam proses pembentukan hemoglobin, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Fe berperan secara langsung, sebab Fe harus berikatan dengan
phortoporfirin IX untuk data membentuk heme. Cu berperan secara tidak langsung,
yakni sebagai kofaktor salah satu enzim yang berperan dalam pembentukan heme.
b.
Anemia
karena genetika
Anemia
ini disebabkan karena mutasi atau kelainan genetik. Anemia karena genetika
dapat digolongkan menjadi:
·
Thalasemia
Kelainan pada rantai
globin akibat sintesis protein yang terganggu, sehingga hemoglobin tidak
terbentuk sempurna
·
Anemia bulan sabit / Sickle Cell Anemia
Kelainan pada saat
maturasi sel darah merah, dimana bentuk sel darah merah seperti bulan sabit.
Akibatnya sel darah merah tidak dapat mengangkut oksigen seperti pada
normalnya.
·
Anemia hemolitik
Kelainan ini
menyebabkan sel darah merah menjadi rapuh dan mudah pecah, sehingga laju
perombakan sel darah merah lebih cepat daripada laju pembentukannya.
c.
Anemia
karena penyakit kronis
Anemia jenis ini
adalah suatu akibat dari penyakit kronis, seperti adanya keganasan atau kanker
pada sumsum tulang belakang, yang mengakibatkan sumsum tulang belakang tidak
lagi mampu memproduksi sel darah merah secara normal. Selain itu, juga bisa
karena penyakit gagal ginjal kronis.