Sebagai
manusia yang sudah diselamatkan oleh anugrah Tuhan, kita telah dimerdekakan
dari hukuman dosa. Kita bukan lagi hamba dosa, melainkan kita adalah hamba
kebenaran. Namun, seringkali kita masih jatuh dalam dosa, seringkali
kita menuruti keinginan daging kita. Padahal, tubuh kita adalah bait Roh Kudus,
dan seharusnya kita melakukan keinginan Roh.
Keinginan daging selalu bertentangan
dengan keinginan Roh, begitu pula sebaliknya. Keinginan daging selalu berkaitan
akan dosa, yakni melawan perintah Allah, yakni mendukakan hati Allah. Keinginan
roh adalah sebaliknya, yakni menaati perintah Allah dan menyenangkan hati
Allah. Keinginan daging adalah keinginan tentang hal-hal duniawi, yang
sementara. Sedangkan, keinginan Roh adalah tentang hal-hal surgawi yang kekal.
Kita tidak bisa hidup dengan
melakukan keinginan daging dan keinginan Roh secara bersamaan, karena itu
abu-abu. Seorang hamba tidak bisa mengabdi pada dua tuan, hanya kepada satu
tuan saja. Tinggal kita memilih, mau jadi hamba apakah kita? Hamba kebenaran
yang hidup menuruti keinginan Roh ataukah hamba dosa yang hidup menuruti
keinginan daging?
Menjadi hamba dosa yang menuruti keinginan daging jelas
pilihan yang salah. Dalam ayat 21, jelas dikutip bahwa orang-orang yang hidup
menuruti keinginan daging tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah.
Orang-orang yang demikian tidak diselamatkan, tidak memperleh hidup kekal.
Namun sebaliknya, menjadi hamba kebenaran yang hidup taat seturut keinginan Roh
adalah pilihan yang tepat, karena ia menjadi milik Kristus, ia akan
diselamatkan dan beroleh hidup kekal dalam kerajaan Allah.
Untuk
menjadi hamba Roh dengan benar dan taat, kita harus menyalibkan kedagingan kita
dan segala hawa nafsu dan keinginannya (ayat 24). Kita hidup dengan landasan
Firman Tuhan, apa yang kita lakukan, apa yang kita inginkan, apa yang kita
pikirkan, semuanya haruslah berlandas Firman Tuhan.
Menjadi
hamba kebenaran, hidup seturut keinginan Roh, akan memiliki dampak positif bagi
hidup kita. Buah-buah Roh akan kita peroleh dan hasilkan, diantaranya kasih,
sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, dan penguasaan diri. (ayat 22-23)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar