Telah habis waktu menunggu
Hatiku dag-dig-dug tak menentu
Rasa tak tenang menghampiriku
Tapi berpasrah itu yang ku mau
Teringat detik-detik yang lalu
Ketika waktu pertandingan dimulai
Ketika persaingan ketat dirangkai
Ketika berusaha jadi yang terbaik
Masa itu aku bekerja, aku berusaha
Lawan main unggul
luar biasa
Entah aku bisa
menakhlukkannya
Atau malah aku
ditakhlukkannya
Ada hitam, ada putih,
ada suka, ada duka
Ada cinta, ada benci,
ada menang, ada kalah
Semua berpasangan
sesuai pada waktunya
Ketika roda berputar, diatas atau dibawah
Namun inilah yang menghapus dag-dig-dug di hati
Waktu telah ditentukan sang ibu pertiwi
Pemenanglah yang terbaik, yang mencerahkan hati
Yang membuka senyum lebar ibu pertiwi
Ya, anak bangsa yang berprestasi itulah dia
Ya, pemenang yang
layak itulah dia
Posisinya diatas, ketika roda berada diatas
Ketika semua sorakan dan tepuk tangan diberikan
Posisiku bukanlah diatas roda berputar itu
Posisiku juga bukanlah dibawah roda itu
Posisiku tinggal sejengkal ke atas
Namun berjengkal-jengkal ke bawah
Tinggal sejengkal,
selalu tinggal sejengkal
Apa artinya? Apa
maknanya?
Mungkin bagi orang
lain tak bermakna
Karena pulang tak
bawa piala
Namun dari dalam lubuk hati ini
Rasa syukur terucap dengan penuh kasih
Ada pula introspeksi
dan percaya diri
Bahwa harus belajar lebih lagi
Bahwa harus berusaha lebih lagi
Tinggal sejengkal menuju puncak
Sejengkal tidaklah jauh, sejengkal tidaklah tinggi
Namun susah menuju puncak yang sejengkal itu
Jika tanpa usaha ataupun doa
Sejengkal, sejengkal lagi
Biar semua teraih, pada waktunya nanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar