kumpulan tulisan tentang isi hati dan apresiasi diri berbentuk cerita pendek/cerpen, puisi, artikel, dll. @levinailing www.facebook.com/MeyRienz
Sabtu, 18 Juli 2015
UKURAN PERHITUNGAN RATE - EPIDEMIOLOGI
Dalam epidemiologi, rate (laju) adalah pengukuran
frekuensi dari sebuah kejadian dalam populasi tertentu dan dalam waktu yang
tertentu pula. Jenis rate meliputi:
A.
UKURAN
ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)
Yaitu
ukuran yang menunjukkan kejadian kematian, meliputi jumlah kematian berdasarkan
tingkat/jenjang kehidupan. Pada umumnya, kematian disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya: status penyakit, penurunan fungsi organ vital, dan penyebab
lingkungan (seperti bencana alam) serta penyebab sosial (seperti bunuh diri).
Berikut macam-macam rate sebagai ukuran angka kematian:
1. Case
Fatality Rate (CFR)
Yaitu
jumlah kematian oleh suatu penyakit dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu
tahun) dibandingkan dengan jumlah orang yang menderita penyakit tersebut dalam
jangka waktu yang sama.
Manfaat
perhitungan Case Fatality Rate adalah
mengetahui penyakit-penyakit dengan tingkat kematian tinggi, sehingga promosi
kesehatan terhadap penyakit tersebut harus digalakkan dan fasilitas layanan
kesehatan tanggap dalam menghadapi penyakit tersebut, sehingga angka kematian
(kefatalan) dapat ditekan.
2.
Infant Mortality Rate (IMR) / Angka Kematian Bayi (AKB)
Yaitu jumlah seluruh kematian bayi yang berusia
kurang dari satu tahun, yang dicatat selama satu tahun per seribu kelahiran hidup
pada tahun yang sama.
Infant Mortality
Rate
digunakan sebagai indikator derajat kesehatan masyarakat, karena kondisi tubuh
bayi yang lebih rentan terhadap gangguan penyakit.
3.
Maternal Mortality Rate (MMR) / Angka Kematian Ibu (AKI)
Yaitu
jumlah kematian ibu dalam satu tahun per seribu kelahiran hidup. Kematian ibu ini disebabkan oleh komplikasi kehamilan,
persalinan, maupun masa nifas.
Dengan perhitungan Maternal
Mortality Rate (MMR) diperoleh manfaat yakni mengetahui:
-
Tingkat
sosial ekonomi
-
Status
kesehatan ibu pada masa kehamilan, persalinan, maupun nifas
-
Tingkat
pelayanan kesehatan selama ibu hamil, melahirkan, ataupun masa nifas
4.
Crude Death Rate (CDR) / Angka Kematian Kasar (AKK)
Yaitu jumlah seluruh kematian dalam suatu jangka
waktu tertentu dibandingkan jumlah seluruh populasi pada pertengahan jangka
waktu tersebut.
Perhitungan ini disebut kasar karena jumlah kematian
yang dihitung adalah seluruhnya, tidak melihat jenis kelamin, usia, penyebab ,
maupun variabel lainnya.
5.
Fetal Death Rate (FDR) / Angka Kematian Janin (AKJ)
Yaitu
angka kematian janin (bayi) yang baru lahir yang dicatat selama satu tahun per
jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Fetal Death Rate
dikatakan juga sebagai janin (bayi) yang lahir mati, yaitu ketika keluar dari
rahim, ia tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
6.
Age Specific Death Rate (ASDR) / Angka Kematian Spesifik menurut
Umur
Yaitu
jumlah kematian menurut kelompok umur. Manfaat dari perhitungan ini adalah mengetahui
dan mendeskripsikan kelompok mana yang memiliki taraf kesehatan tinggi, selain
itu untuk mempresiksikan angka harapan hidup dalam suatu wilayah atau populasi.
7.
Under Five Mortality Rate (UFMR) / Angka Kematian Balita
Yaitu
jumlah kematian balita yang dicatat selama satu tahun per seribu balita yang
hidup pada tahun yang sama.
Secara
perkembangan kognitif, balita belum terlalu peka terhadap bahaya di sekitarnya,
sehingga risiko kematiannya lebih tinggi daripada orang dewasa.
Manfaat
perhitungan Under Five Mortality Rate
adalah mengetahui status kesehatan balita dan tingkat penjagaan orang tua
terhadap balita.
8.
Perinatal Mortality Rate (PMR) / Angka Kematian Perinatal
(AKP)
Yaitu
jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih
ditambah jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari tujuh hari yang dicatat
selama satu tahun per seribu kelahiran hidup pada tahun yang sama (WHO, 1981).
Tercatat
bahwa periode yang paling besar risiko kematiannya adalah periode perinatal dan
periode usia diatas 60 tahun.
Perinatal Mortality
Rate dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
-
Banyaknya bayi BBLR (berat bayi lahir
rendah)
-
Status gizi ibu, khususnya selama
kehamilan
-
Keadaan social dan ekonomi, seperti
kemiskinan
-
Fasilitas layanan kesehatan, khususnya
pertolongan persalinan
-
Penyakit infeksi
9.
Postneonatal Mortality Rate / Angka Kematian Pasca Neonatal
Yaitu
jumlah kematian bayi yang berusia antara 28 hari sampai satu tahun, yang
dicatat selama satu tahun per seribu kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Tahun
pertama kehidupan bayi adalah masa yang penting untuk memenuhi kebuuhan gizinya
secara seimbang dan melindungi diri bayi dari infeksi, sebab bayi sangat rentan
terhadap kematian.
10. Neonatal
Mortality Rate
/ Angka Kematian Neonatal (AKN)
Yaitu
jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari yang dicatat selama satu
tahun per seribu kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Manfaat perhitungan Neonatal Mortality Rate adalah:
-
Mengetahui tingkat perawatan post-natal
-
Mengevaluasi dan memantau program
imunisasi
-
Mengetahui tingkat layanan fasilitas
kesehatan, khususnya dalam perhatian kepada bayi usia kurangdari 28 hari
11. Cause
Specific Mortality Rate
/ Spesific Death Rate / Angka
Kematian Spesifik menurut Penyebab
Yaitu
jumlah kematian dikarenakan suatu penyakit tertentu dalam suatu waktu tertentu
dibandingkan jumlah populasi yang berisiko dalam pertengahan tahun tersebut.
12. Sex-Specific
Mortality Rate
/ Angka Kematian berdasarkan Jenis Kelamin
Yaitu
angka kematian berdasarkan jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan. Numerator dan denominator terbatas pada salah satu jenis
kelamin saja.
Misalkan: angka kematian karena kanker serviks. Maka,
numerator adalah jumlah wanita yang meninggal karena kanker serviks pada suatu
waktu dalam populasi tertentu dan denominatornya adalah jumlah wanita dalam
populasi dan waktu tertentu itu pula.
13. Race-Specific
Mortality Rate
/ Angka Kematian berdasarkan Ras
Yaitu angka kematian berdasarkan ras tertentu. Numerator
dan denominator terbatas pada salah satu ras saja.
14. Homicide
Mortality Rate
/ Angka Kematian karena pembunuhan
Yaitu
angka kematian akibat pembunuhan. Perhitungan ini dapat digunakan untuk melihat
tingkat kriminalitas dan keamanan di suatu daerah dalam suatu populasi
tertentu.
15. Years
of Potential Life Lost (YPPL) Rate
Adalah
potensi kehilangan hidup atau kematian per seribu orang dalam populasi dibawah
angka harapan hidup, misalnya 65 tahun. Melalui YPLL dapat diketahui
perbandingan kematian awal dari berbagai populasi yang berbeda.
B. UKURAN
ANGKA KELAHIRAN (NATALITAS)
1.
Crude Birth Rate / Laju Kelahiran Kasar
Yaitu
jumlah kelahiran dalam suatu jangka waktu tertentu dibagi jumlah populasi pada
pertengahan waktu tersebut.
CBR = x k
2.
Crude Fertility Rate / Laju Fertilitas Kasar
Yaitu
jumlah kelahiran dalam suatu jangka waktu tertentu dibagi jumlah populasi
wanita usia produktif pada pertengahan jangka waktu tersebut.
CFR = x k
3.
Crude Rate of Natural Increase / Laju Peningkatan Kelahiran Alami
Yaitu
jumlah kelahiran dikurangi jumlah kematian pada suatu jangka waktu dibagi
jumlah populasi pada pertengahan jangka waktu.
CRNI = x k
C.
UKURAN
ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)
Yaitu ukuran yang menunjukkan kejadian suatu derajat
kesakitan, cidera, atau gangguan penyakit pada suatu populasi.
Morbiditas lebih mengacu pada jumlah orang yang
sakit dibandngan jumlah orang yang sehat atau yang berisiko pada suatu
populasi. Ukuran angka kesakitan diantaranya:
1.
Incidence Rate / Laju Insiden
Adalah ukuran yang menunjukkan kecepatan kejadian
baru penyakit pada populasi dalam suatu waktu.
Incidence rate
dikatakan pula sebagai perbandingan jumlah penderita baru suatu penyakit dalam
jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingan dengan jumlah populasi yang
memiliki risiko sama pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan. Nilai
incident rate yang tinggi menunjukkan rendahnya status kesehatan masyarakat.
Rumus:
Incidence Rate =
Person Time = lamanya orang dalam risiko dikalikan lamanya
waktu paparan
Manfaat
incidence rate, antara lain:
-
Mengetahui masalah kesehatan yang
dihadapi
-
Mengetahui
risiko terkena masalah kesehatan tersebut
-
Mempersiapkan
layanan kesehatan dalam tugasnya untuk menanggulangi masalah kesehatan tersebut
2. Attack Rate
Adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang
ditemukan pada waktu tertentu dibandingkan jumlah penduduk berisiko yang
tinggal pada tempat tersebut dalam satu waktu yang sama.
Manfaat
attack rate:
-
Memperkirakan derajat serangan atau
penularan suatu penyakit
Makin tinggi nilai AR,
maka makin tinggi derajat serangan atau penularan penyakit tersebut.
3. Secondary
Attack Rate
Adalah suatu penderita baru suatu penyakit yang
terjangkit pada serangan kedua dibandingkan jumlah penduduk dikurangi penduduk
yang telah terkena penyakit pada serangan pertama. Biasanya digunakan untuk
menghitung suatu penyakit menular dalam populasi kecil.
4. Period
Prevalence Rate
Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit
yang ditemukan dalam jangka waktu tertentu dibagi jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu tersebut.
Period
Prevalence Rate lebih tepat digunakan untuk penyakit
yang sulit diketahui saat munculnya, seperti penyakit kanker dan kelainan jiwa.
5. Point
Prevalence Rate
Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit
yang ditemukan dalam suatu saat tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
saat itu.
Point Prevalence
Rate
dapat digunakan sebagai ukuran dalam penilaian kinerja dan mutu dari fasilitas
layanan kesehatan.
TUGAS MATKUL DASAR EPIDEMIOLOGI : ANALISIS METODE PENELITIAN EXPERIMENT QUASI
PENGARUH
KONSELING GIZI DAN SUPLEMENTASI GIZI MIKRO DUA KALI SEMINGGU TERHADAP PENINGKATAN
KADAR HEMOGLOBIN DAN ASUPAN MAKANAN IBU HAMIL
Hapzah*1,2, Veni Hadju2,3, Saifuddin Sirajuddin2,3
*E-mail : hapzah@yahoo.co.id
1Stikes Bina Bangsa Majene Sulawesi Barat
2Konsentrasi Gizi,Program Pascasarjana, Universitas
Hasanuddin, Makassar
3Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Hasanuddin, Makassar
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian : Experiment Quasi (semu)
Lokasi
Penelitian : Kabupaten Maros
Provinsi Sulawesi Selatan
Wilayah kerja Puskesmas Barandasi dan
Puskesmas Mandai.
Desain
Penelitian : Non randomisasi
Pengambilan
Sampel : Purposive sampling dengan
kriteria :
-
Ibu hamil Trimester II (13 – 24 minggu)
kehamilan
-
Paritas < 3
-
Tinggi Badan >140
-
LILA > 21 cm
-
Kadar Hb > 8 g/dl
-
tidak mengalami perdarahan kronis
-
memiliki kemauan untuk mengikuti
prosedur sampai selesai.
Subjek Penelitian : sebanyak 60 orang, yaitu masing-masing 30 orang
pada kelompok perlakuan dan 30 orang
pada kelompok kontrol.
Variabel
Penelitian : Variabel
dependen / Kelompok perlakuan : wilayah kerja Puskesmas Barandasi
Variabel independen / Kelompok kontrol :
wilayah kerja Puskesmas Mandai.
PELAKSANAAN INTERVENSI
1. Ibu
hamil pada kelompok perlakuan menerima konseling gizi sebulan sekali bersama dengan
suplemen gizi mikro dua kali per minggu.
2. Ibu
hamil pada kelompok control hanya menerima suplemen gizi mikro dua kali per
minggu.
3. Konseling
dilakukan di rumah setiap ibu hamil, yang kadang dihadiri olrh keluarga
terdekat. Konseling diberikan oleh petugas terlatih / ahli gizi dengan
memberikan petunjuk terkait makanan bergizi dari sumber makanan yang dapat
diperoleh dengan mudah di sekitarnya
4. Suplemen
gizi mikro dibuat khusus terdiri dari zat besi dan folat, yang selama ini
digunakan dalam program dan ditambahkan dengan 50 mg vitamin C dan 1800 RE
vitamin A.
5. Setiap
ibu hamil memperoleh 8 kapsul setiap bulan dan dianjurkan mengonsumsi dua kali
setiap minggu.
6.
Petugas
lapangan mengontrol jumlah kapsul yang dikonsumsi setiap dua minggu.
7.
Intervensi
dilakukan selama 12 minggu.
HASIL PENELITIAN
Setelah
dilakukan intervensi selama 12 minggu, menunjukkan adanya peningkatan kadar
hemoglobin pada kedua kelompok. Peningkatan kadar hemoglobin pada kelompok
perlakuan lebih bermakna, yakni sebesar 0,35 g/dL. Sedangkan kelompok kontrol
hanya mengalami peningkatan kadr hemoglobin 0.053 g/dL.
Selain itu,
terdapat peningkatan konsumsi makan dari kedua kelompok berbeda. Peningkatan
konsumsi makan tersebut terkait dengan angka kecukupan gizi dan energi. Pada
kelompok perlakuan, dari bulan 1, 2, 3 secara berurutan memiliki persentasi
102% AKG, 97% AKG, 126% AKG. Dibandingakan dengan kelompok kontrol, yaitu 80,6%
AKG, 85% AKG, dan 94,6% AKG.
Dari data di
atas, konseling gizi telah membantu ibu hamil pada kelompok perlakuan untuk
meningkatkan asupan makan hingga memiliki asupan makan yang lebih besar dari
kelompok kontrol. Hal ini akan berdampak pada pertambahan berat badan ibu hamil
selama tiga bulan intervensi. Pertambahan berat badan pada kelompok perlakuan
yaitu 4,82 kg selama 3 bulan sedangkan pada kelompok kontrol 4,68 kg.
Langganan:
Postingan (Atom)