Pengaruh Diet Protein,
Lemak, dan Vitamin B dalam Upaya Penyembuhan Penyakit Menorrhagia
Oleh
:
Airin Levina (101411231038), Dessy Nur
Fadzila (101411231039), Alifatuz Zahrah (101411231041), Mulki Auly Poetry
(101411231042), Devi Puspasari (101411231043), Diana Rizqi Fauziyah
(101411231044)
Program Studi S1 Ilmu Gizi
Universitas Airlangga Surabaya
Tahun Akademik 2014/2015
Topik:
Gangguan
menstruasi yang disebabkan kurang teratur dalam konsumsi makanan sehingga
berpengaruh kepada keseimbangan hormon
Rumusan
masalah:
Bagaimana
pengaruh nutrisi terhadap keseimbangan hormon sebagai terapi pada penderita
menorrhagia yang merupakan salah satu gangguan menstruasi?
Menorrhagia
adalah salah satu kondisi medis saat periode menstruasi pada wanita usia
produktif dengan pendarahan yang abnormal berupa menstruasi yang berat atau
berkepanjangan. Meskipun pendarahan berat saat menstruasi sering terjadi pada
wanita yang premenopause, hal tersebut belum bisa dikatakan sebagai menorrhagia[1].
Hasil penelitian membuktikan bahwa menorrhagia terjadi jika darah yang
dikeluarkan lebih dari 80 ml per periode menstruasi[2]. Rata-rata
banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama satu periode menstruasi
telah ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60 ml[3].
Menorrhagia
disebabkan oleh kekurangan hormon progesteron. Progesteron merupakan suatu prekursor
dari semua produksi hormon steroid yang disekresikan di ovarium[4]. Hormon
progesteron disintesis di jaringan perifer dengan substrat LDL (Low Density
Lipoprotein). Proses sintesis tersebut dipengaruhi oleh enzim-enzim yang
berbahan flavoprotein, NADPH, dan oksigen, sedangkan aktivitas pembelahan LDL
dipengaruhi oleh rangsangan tropik utama, yaitu ACTH, LH, FSH, dan CG.
Setelah
diproduksi, hormon tersebut ditransportasikan dengan cara berikatan dengan
protein plasma, baik secara spesifik, maupun secara non-spesifik. Secara
spesifik, hormon progesteron diikat oleh protein plasma CBG (Corticosteroid
Binding Globulin). Selain mengikat hormon progesteron, CBG juga dapat mengikat
hormon kortisol. Secara non-spesifik, hormon progresteron diikat oleh albumin.
Proses
penyintesisan hormon progesteron ataupun proses transportasi menuju jaringan
target yang terganggu menyebabkan hormon progesteron tidak mencapai jaringan
target, sehingga tidak terjadi respon yang sesuai, yakni menyebabkan gangguan
menstruasi berupa menorrhagia. Proses transportasi yang terhambat tersebut
karena kekurangan albumin dan globulin yang merupakan protein transporter[5].
Salah
satu cara yang dapat dilakukan untuk mengobati menorrhagia adalah dengan terapi
makanan. Proses-proses sintesis dan transportasi dari hormon progesteron
bergantung pada berbagai zat. LDL sebagai bahan utama pembentukan hormon
progesteron dibentuk dengan sumber zat gizi berupa lemak dan protein.
Enzim-enzim dari reaksi tersebut, misalnya flavoenzim terbentuk dari vitamin B2
(Ribovlavin) dan NADPH terbentuk dari vitamin B3 (Niacin). Selain itu, terapi
pengobatan menorrhagia dapat menggunakan prostaglandin
inhibitors (nonsteroidal anti-inflammatory medications (NSAIDs), seperti
aspirin dan ibuprofen untuk mengurangi aliran darah[6].
.
Daftar
Pustaka