Obesitas adalah suatu kondisi medis
pada tubuh seseorang dimana lemak terakumulasi sedemikian rupa dalam tubuh
sehingga menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan diantaranya kecenderungan
menderita diabetes mellitus, hipertensi, jantung koroner, dan penyakit-penyakit
degeneratif lain yang dapat menurunkan angka harapan hidup. Jumlah penderita
obesitas di dunia adalah 2,1 miliar dan Indonesia masuk urutan kesepuluh dengan
penderita obesitas terbanyak sejumlah 40 juta orang.
Penderita
obesitas adalah orang yang memiliki indeks masa tubuh (IMT) lebih dari 30 kg/m2.
Pola hidup menjadi penyebab utama terjadinya obesitas. Jumlah makanan yang
melebihi kebutuhan, aktifitas yang sedikit, sehingga energi yang berlebih
disimpan dalam bentuk cadangan makanan, yakni lemak dalam tubuh. Selanjutnya
lemak akan terakumulasi dalam bagian tubuh tertentu. Apabila lemak banyak
terakumulasi di bagian perut, maka terjadilah abdominal obesity, yang kebanyakan diderita oleh kaum adam. Apabila
lemak terakumulasi di bagian paha, terjadilah limb obesity, yang kebanyakan diderita oleh perempuan.
Faktor lain penyebab obesitas adalah faktor genetik.
Keberadaan dua rangkap gen FTO (gen yang mengatur masa dan akumulasi lemak) menyebabkan
seorang beresiko mengalami kegemukan 1,67 kali dibanding orang lain yang hanya
memiliki satu rangkap gen FTO. Obesitas juga disebut sebagai gambar dari
beberapa sindrom, seperti sindrom Prader-Willi, sindrom Momo, sindrom
Bardet-Bild, dan sindrom Cohen. Studi juga menunjukkan bahwa anak yang
menderita obesitas, 80% lahir dari kedua orang tua yang menderita obesitas.
Faktor genetik penyebab obesitas memang tidak dapat
dihindari, namun pencegahan obesitas dari faktor non-genetik, yakni pola hidup,
dapat dihindari. Dengan menerapkan polahidup sehat dan konsumsi gizi seimbang,
setiap orang dapat menghindari penyakit ini. Berikut langkah-langkah konkret
yang dapat dilakukan seseorang dengan mudah guna mencegah penyakit obesitas:
1.
Mengukur
Indeks masa tubuh
Dengan
mengukur indeks masa tubuh, melalui berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi
badan (m2), dapat diketahui kategori seseorang pakah termasuk
obesitas atau tidak. Penderita obesitas terjadi ketika IMT lebih dari 30kg/m2.
2.
Mengatur
konsumsi makanan
Jika
Anda masuk ke dalam kategori obesitas, jumlah asupan energi yang masuk lewat
makanan harus disesuaikan dengan energi yang keluar lewat aktifitas. Tidak
hanya itu, makanan yang masuk juga harus dikurangi, maksimal pengurangan adalah
25% dari jumlah kebutuhan kalori tiap harinya.
3.
Menghindari
makanan yang berkalori tinggi
Junk food
merupakan salah satu contoh makanan berkalori tinggi, dimana junk food
mengandung lemak dan gula yang tinggi, namun kandungan vitamin dan mineralnya
sangat rendah. Konsumsi junk food
membuat seseorang lebih banyak mengasup energi yang nantinya tersimpan dalam
bentuk lemak dan obesitas muncul.
4.
Mengatur
waktu makan
Pada
umumnya, manusia harus makan 3 kali dalam sehari, saat pagi, siang, dan malam
hari. Namun jam makan tidak bisa sembarangan. Makan pagi yang baik dilakukan
saat waktu menunjukkan pukul 06.00-07.00. Makan siang pada saat tengah hari,
yakni sekitar pukul 12.00. Sedangkan makan malam yang baik adalah pukul 18.00,
makan malam tidak boleh melebihi pukul 19.00.
5.
Menambah
waktu olahraga
Berolahraga
adalah salah satu aktifitas fisik yang memiliki berbagai manfaat untuk
kesehatan. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan ketahanan tubuh masing-masing
orang. Berolahraga adalah salah satu cara untuk menurunkan berat badan, selain
itu berolahraga yang teratur dapat menjaga daya tahan tubuh dan membentuk
postur tubuh. Olahraga jogging
merupakan salah satu olahraga yang paling mudah dilakukan.
Demikian
kiat-kiat mencegah penyakit obesitas. Untuk pengobatan obesitas lebih lanjut,
harus didampingi oleh seorang dokter spesialis gizi dan ahli gizi. Bagi Anda
yang masih dalam kondisi normal, tidak ada salahnya untuk mencegah terjadinya
obesitas yang memiliki berbagai dampak negatif bagi kesehatan. Lebih baik
mencegah daripada mengobati bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar