Putih lambang kesucian hati
Melati, bunga harum identitas negeri
Melati
putih hanya bunga warna putih
Namun
bermakna dan berharga diri
Ketika
melati putih tumbuh di bumi pertiwi
Dengan
perlahan tunas-tunas bunga muda muncul
Ibu
pertiwi menyirami dan merawat setiap hari
Dengan kasih sayang dan harapan besar
Melati putih akan mekar
Tapi, ulat-ulat datang, menggerogoti
tunas-tunas baru itu
Bunga
putih yang mulai mekarpun layu
Jadi
coklat, tidak putih, tidak bersih lagi
Ibu
pertiwi bersedih hati, air matanya menetes di pipi
Tunas-tunas
melati putih tak dapat tumbuh
Bagaimana
jika kelak bunga itu mati?
Tak ada tunas baru tumbuh, bunga pun layu
Tanaman akan mati, kesucian tak ada lagi
Hanya ada ulat-ulat yang merusak keindahan
Tak ada regenerasi, hanya ada kebobrokan
Hancur sudah peliharaan ibu pertiwi
Lantas bagaimana dengan identitas negeri?
Bagaimana dengan harga diri?
Hancur semua, hilang semua
Terbawa angin dan dimakan waktu
Biarlah
yang termakan ulat hanya sedikit bagian saja
Atau mungkin tak ada ulat sama sekali
Biarlah melati putih mekar berseri
Biarlah wanginya semerbak di khatulistiwa
ini
Biarlah melati putih tumbuh dengan baik
Biarlah tunas-tunasnya kokoh dan tahan
hama
Biarlah mekar berseri
Melati putih, melati putih
BERDOA: bagi penerus bangsa, generasi muda
Indonesia, agar dapat memiliki integritas, menjaga identitas dan nama baik
negeri ini ataupun memperbaiki negeri ini. Semoga penerus bangsa sadar akan
tanggungjawabnya bagi negeri ini. Semoga tetap memiliki keyakinan iman yang
teguh didalam Tuhan juga, sehingga generasi muda tidak terjerumus dengan
hal-hal tercela. GBU