Sebuah benih yang baik, ketika ditanam, di pendam di bawah tanah, dan dipupuk serta disiram dengan teratur, dirawat dengan baik. Pada akhirnya akan tumbuh menjadi sebuah tanaman yang sehat dan akan terus bertumbuh hingga dewasa, kemudian berbunga dan berbuah dengan baiknya. Namun berbeda dengan sebuah benih yang buruk, ketika ditanam, di pendam di bawah tanah, walaupun telah disirami, dipupuk, dan dirawat dengan sangat baik, tidak akan bertumbuh dan berkembang dengan baik, dan pada akhirnya hanya akan layu dan mati.
Begitu pula dengan rasa cinta yang tidak bisa diungkapkan oleh seorang gadis kepada lelaki pujaan hatinya. Sang gadis hanya mampu untuk memendam benih cinta itu di dalam lubuk hatinya, sang gadis hanya bisa berdoa kepada Yang Maha Kuasa, agar sang lelaki di sana pun memiliki perasaan yang sama dengan perasaan yang dimilikinya, yaitu satu perasaan suka.
Rasa cinta yang dimiliki sang gadis hanya mampu ada di dalam hati, dipupuk dan disirami dengan doa, hingga pada ujung pengharapan sang gadis, rasa cinta juga tumbuh di dalam hati sang pujaan hatinya. Namun kembali lagi mengingat, bahwa apabila benar tumbuh dengan baik, maka Tuhanlah yang mengijinkan, maka Tuhanlah yang berkehendak bahwa sang gadis dan sang lelaki bisa bersatu. Berbeda, apabila nanti pada ujungnya, benih cinta itu tidak tumbuh di hati sang lelaki, ketika sang lelaki ternyata tidak pernah sedikit pun menyukai sang gadis, maka benih itu dianggap mati, tidak tumbuh sama sekali dan Tuhanlah yang tidak mengijinkan benih itu untuk tumbuh karena benih itu tidak baik pada akhirnya.
Semua kembali lagi diserahkan sang gadis kepada Tuhan Yang Maha Tau, kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Sang gadis hanya dapat menyerahkan seluruh keputusan akhirnya kepada Tuhan, apakah benih cinta yang telah ia tanam itu tumbuh dan berbuah ataukah mati dan sang gadis harus kembali mencari dan menanam benih cinta yang lainnya lagi? Siapakah jodoh akhirnya, apakah sang pujaan hatinya saat ini ataukah seorang lelaki yang lainnya yang belum Tuhan ijinkan untuk bertemu dengan sang gadis di waktu ini?
Sang gadis meyakini bahwa Tuhan punya rencana yang indah atas kehidupannya, sang gadis memang mencintai sang pujaan hatinya yang belum tentu mencintai sang gadis pula, tapi satu hal pasti yang diketahui oleh sang gadis, bahwa Allah, Tuhannya, selalu mencintainya, dalam segala hal dan dalam segala waktu.
Sang gadis hanya berdoa seraya menunggu waktu sampai kehendak Tuhan terlihat dengan jelas, bagaimanakah jalan yang seharusnya, apakah sang gadis tetap merawat benih cinta itu ataukah sang gadis harus mencari dan menanam benih cinta yang lainnya.
Sudah hampir dua tahun lamanya, benih cinta kepada sang lelaki pujaan itu dipupuk dengan doa, ternyata benih itu mati dengan indikasi di kehidupan nyata bahwa sang lelaki telah menikah dengan wanita lainnya. Sang gadis hanya sedikit menyesal dan kecewa bahwa benih yang ditanamnya selama ini adalah benih yang buruk, yang tidak pernah tumbuh sedikit pun dan kemudian mati. Namun sang gadis tetap berpegang teguh pada keyakinan awalnya bahwa Tuhan punya rencana yang jauh lebih indah.
Sang gadis mencoba mencari benih cinta yang baru, ternyata bertemu di sebuah kelas musik dengan sosok lelaki lainnya. Sang gadis menyukai sosok lelaki yang baru ini, benih cinta mulai terasa di hatinya dan sang gadis kembali memendam rasa kepada lelaki yang baru ini. Entah bagaimana nanti ujungnya, sang gadis berharap benih yang baru ini tumbuh dan menjadi tanaman yang membuahkan hasil yang manis, tak peduli seberapa lama ia harus menantikan jawabannya.
Kembali lagi, benih baru ini ditanam di dalam lubuk hatinya, setiap hari ia pupuk dengan doa dan pengharapan penuh kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Setengah tahun berlalu, ada suatu petunjuk dari yang Kuasa, lelaki baru ini menjadi teman dekat sang gadis. Benih itu mulai tumbuh, ya perlahan-lahan tumbuh dan berkembang. Sang gadis tetap merawat benih yang mulai tumbuh ini, sehingga nantinya tidak sampai layu dan mati, sehingga nantinya benih itu akan menjadi tanaman sehat yang menghasilkan bunga-bunga indah dan buah yang manis bagi sang gadis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar