Wall
climbing kini menjadi salah satu kegiatan yang familiar di kalangan masyarakat. Bahkan saat ini,
panjat dinding merupakan salah satu hobi yang banyak diminati karena dapat
memacu adrenalin kita. Baik dalam perlombaan ataupun sarana olahraga, selain itu banyak juga yang melakukan panjat dinding hanya sekedar untuk mengisi waktu luang atau sebagai hobi saja.
Kegiatan yang
satu ini memang cukup mengasyikkan, apalagi kalau di sekolah tersedia papan
panjat. Dulu kegiatan ini dilakukan di tebing yang sebenarnya, tetapi saat ini sudah ada modifikasi
yaitu berupa dinding. Rock climbing atau yang biasa di sebut panjat
tebing adalah cikal-bakal berdirinya wall climbing. Panjat tebing dan
panjat dinding adalah dua hal yang berbeda. Meskipun menggunakan teknik yang
sama dalam pelaksanaannya .
Awalnya
panjat tebing dikenal di kawasan benua Eropa, di daerah pengunungan Alpen sebelum perang dunia I. Kemudian, pada
tahun 1910 negara Austria memperkenalkan
peralatan yang menunjang dalam kegiatan tersebut, seperti carabiner (cincin kait) dan piton (paku tebing) yang pada
saat itu masih terbuat dari besi baja. Dari situlah para pendaki Austria dan
Jerman mulai mengembangkan peralatan-peralatan panjat tebing serta teknik
olahraga ini. Seiring berjalannya waktu, peralatan ini mengalami inovasi.
Khususnya pada bahan pembuatan, uji kekuatan gaya tarik, kepraktisan penggunaan
alat serta prosedur keamanan alat yang telah distandarkan secara internasional.
Panjat tebing
merupakan salah satu olahraga alam bebas dan salah satu bagian dari pendakian
gunung yang tidak bisa dilakukan dengan berjalan kaki melainkan menggunakan
teknik-teknik tertentu. Umumnya panjat tebing dilakukan di daerah berkontur
bebatuan tebing dengan sudut kemiringan lebih dari 45˚ dan tingkat kesulitannya
pun tergantung dari keadaan tebing. Panjat tebing sendiri mengutamakan
kelentukan, kekuatan, kecerdikan, kerja sama tim serta pengalaman tiap individu
dalam menyiasati tebing itu
sendiri. Peralatan yang digunakan berfungsi sebagai pendukung pelaksanaan
olahraga ini dan keselamatan para individu serta memudahkan individu ataupun
tim dalam menghadapi tantangan seperti pemanfaatan rekahan pada tebing .
Pada tahun
1988, Indonesia memiliki organisasi
panjat tebing yang bernama FPGTI (Federasi Panjat Gunung Dan Panjat Tebing
Indonesia), kemudian berganti
nama menjadi FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia) sampai saat ini. (Tim Jurnalistik SMAN 1 Giri 2013)
keren...
BalasHapus