Sabtu, 18 Juli 2015

LATIHAN SOAL MATEMATIKA SMP































UKURAN PERHITUNGAN RATE - EPIDEMIOLOGI

Dalam epidemiologi, rate (laju) adalah pengukuran frekuensi dari sebuah kejadian dalam populasi tertentu dan dalam waktu yang tertentu pula.  Jenis rate meliputi:
A.    UKURAN ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)
Yaitu ukuran yang menunjukkan kejadian kematian, meliputi jumlah kematian berdasarkan tingkat/jenjang kehidupan. Pada umumnya, kematian disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya: status penyakit, penurunan fungsi organ vital, dan penyebab lingkungan (seperti bencana alam) serta penyebab sosial (seperti bunuh diri). Berikut macam-macam rate sebagai ukuran angka kematian:
1.      Case Fatality Rate (CFR)
Yaitu jumlah kematian oleh suatu penyakit dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) dibandingkan dengan jumlah orang yang menderita penyakit tersebut dalam jangka waktu yang sama.
Manfaat perhitungan Case Fatality Rate adalah mengetahui penyakit-penyakit dengan tingkat kematian tinggi, sehingga promosi kesehatan terhadap penyakit tersebut harus digalakkan dan fasilitas layanan kesehatan tanggap dalam menghadapi penyakit tersebut, sehingga angka kematian (kefatalan) dapat ditekan.

2.      Infant Mortality Rate (IMR) / Angka Kematian Bayi (AKB)
Yaitu jumlah seluruh kematian bayi yang berusia kurang dari satu tahun, yang dicatat selama satu tahun per seribu kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Infant Mortality Rate digunakan sebagai indikator derajat kesehatan masyarakat, karena kondisi tubuh bayi yang lebih rentan terhadap gangguan penyakit.

3.      Maternal Mortality Rate (MMR) / Angka Kematian Ibu (AKI)
Yaitu jumlah kematian ibu dalam satu tahun per seribu kelahiran hidup. Kematian ibu ini disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, maupun masa nifas.
Dengan perhitungan Maternal Mortality Rate (MMR) diperoleh manfaat yakni mengetahui:
-          Tingkat sosial ekonomi
-          Status kesehatan ibu pada masa kehamilan, persalinan, maupun nifas
-          Tingkat pelayanan kesehatan selama ibu hamil, melahirkan, ataupun masa nifas

4.      Crude Death Rate (CDR) / Angka Kematian Kasar (AKK)
Yaitu jumlah seluruh kematian dalam suatu jangka waktu tertentu dibandingkan jumlah seluruh populasi pada pertengahan jangka waktu tersebut.
Perhitungan ini disebut kasar karena jumlah kematian yang dihitung adalah seluruhnya, tidak melihat jenis kelamin, usia, penyebab , maupun variabel lainnya.

5.      Fetal Death Rate (FDR) / Angka Kematian Janin (AKJ)
Yaitu angka kematian janin (bayi) yang baru lahir yang dicatat selama satu tahun per jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Fetal Death Rate dikatakan juga sebagai janin (bayi) yang lahir mati, yaitu ketika keluar dari rahim, ia tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

6.      Age Specific Death Rate (ASDR) / Angka Kematian Spesifik menurut Umur
Yaitu jumlah kematian menurut kelompok umur. Manfaat dari perhitungan ini adalah mengetahui dan mendeskripsikan kelompok mana yang memiliki taraf kesehatan tinggi, selain itu untuk mempresiksikan angka harapan hidup dalam suatu wilayah atau populasi.

7.      Under Five Mortality Rate (UFMR) / Angka Kematian Balita
Yaitu jumlah kematian balita yang dicatat selama satu tahun per seribu balita yang hidup pada tahun yang sama.
Secara perkembangan kognitif, balita belum terlalu peka terhadap bahaya di sekitarnya, sehingga risiko kematiannya lebih tinggi daripada orang dewasa.
Manfaat perhitungan Under Five Mortality Rate adalah mengetahui status kesehatan balita dan tingkat penjagaan orang tua terhadap balita.

8.      Perinatal Mortality Rate (PMR) / Angka Kematian Perinatal (AKP)
Yaitu jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih ditambah jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari tujuh hari yang dicatat selama satu tahun per seribu kelahiran hidup pada tahun yang sama (WHO, 1981).
Tercatat bahwa periode yang paling besar risiko kematiannya adalah periode perinatal dan periode usia diatas 60 tahun.

Perinatal Mortality Rate dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
-          Banyaknya bayi BBLR (berat bayi lahir rendah)
-          Status gizi ibu, khususnya selama kehamilan
-          Keadaan social dan ekonomi, seperti kemiskinan
-          Fasilitas layanan kesehatan, khususnya pertolongan persalinan
-          Penyakit infeksi

9.      Postneonatal Mortality Rate / Angka Kematian Pasca Neonatal
Yaitu jumlah kematian bayi yang berusia antara 28 hari sampai satu tahun, yang dicatat selama satu tahun per seribu kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Tahun pertama kehidupan bayi adalah masa yang penting untuk memenuhi kebuuhan gizinya secara seimbang dan melindungi diri bayi dari infeksi, sebab bayi sangat rentan terhadap kematian.

10.  Neonatal Mortality Rate / Angka Kematian Neonatal (AKN)
Yaitu jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari yang dicatat selama satu tahun per seribu kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Manfaat perhitungan Neonatal Mortality Rate adalah:
-          Mengetahui tingkat perawatan post-natal
-          Mengevaluasi dan memantau program imunisasi
-          Mengetahui tingkat layanan fasilitas kesehatan, khususnya dalam perhatian kepada bayi usia kurangdari 28 hari

11.  Cause Specific Mortality Rate / Spesific Death Rate / Angka Kematian Spesifik menurut Penyebab
Yaitu jumlah kematian dikarenakan suatu penyakit tertentu dalam suatu waktu tertentu dibandingkan jumlah populasi yang berisiko dalam pertengahan tahun tersebut.

12.  Sex-Specific Mortality Rate / Angka Kematian berdasarkan Jenis Kelamin
Yaitu angka kematian berdasarkan jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan. Numerator dan denominator terbatas pada salah satu jenis kelamin saja.
Misalkan: angka kematian karena kanker serviks. Maka, numerator adalah jumlah wanita yang meninggal karena kanker serviks pada suatu waktu dalam populasi tertentu dan denominatornya adalah jumlah wanita dalam populasi dan waktu tertentu itu pula.

13.  Race-Specific Mortality Rate / Angka Kematian berdasarkan Ras
Yaitu angka kematian berdasarkan ras tertentu. Numerator dan denominator terbatas pada salah satu ras saja.

14.  Homicide Mortality Rate / Angka Kematian karena pembunuhan
Yaitu angka kematian akibat pembunuhan. Perhitungan ini dapat digunakan untuk melihat tingkat kriminalitas dan keamanan di suatu daerah dalam suatu populasi tertentu.

15.  Years of Potential Life Lost (YPPL) Rate
Adalah potensi kehilangan hidup atau kematian per seribu orang dalam populasi dibawah angka harapan hidup, misalnya 65 tahun. Melalui YPLL dapat diketahui perbandingan kematian awal dari berbagai populasi yang berbeda.

B.     UKURAN ANGKA KELAHIRAN (NATALITAS)
1.      Crude Birth Rate / Laju Kelahiran Kasar
Yaitu jumlah kelahiran dalam suatu jangka waktu tertentu dibagi jumlah populasi pada pertengahan waktu tersebut.
CBR =  x k

2.      Crude Fertility Rate / Laju Fertilitas Kasar
Yaitu jumlah kelahiran dalam suatu jangka waktu tertentu dibagi jumlah populasi wanita usia produktif pada pertengahan jangka waktu tersebut.
CFR =  x k

3.      Crude Rate of Natural Increase / Laju Peningkatan Kelahiran Alami
Yaitu jumlah kelahiran dikurangi jumlah kematian pada suatu jangka waktu dibagi jumlah populasi pada pertengahan jangka waktu.
CRNI =  x k

C.    UKURAN ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)
Yaitu ukuran yang menunjukkan kejadian suatu derajat kesakitan, cidera, atau gangguan penyakit pada suatu populasi.
Morbiditas lebih mengacu pada jumlah orang yang sakit dibandngan jumlah orang yang sehat atau yang berisiko pada suatu populasi. Ukuran angka kesakitan diantaranya:
1.      Incidence Rate / Laju Insiden
Adalah ukuran yang menunjukkan kecepatan kejadian baru penyakit pada populasi dalam suatu waktu.
Incidence rate dikatakan pula sebagai perbandingan jumlah penderita baru suatu penyakit dalam jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingan dengan jumlah populasi yang memiliki risiko sama pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan. Nilai incident rate yang tinggi menunjukkan rendahnya status kesehatan masyarakat.
Rumus:
Incidence Rate =
Person Time = lamanya orang dalam risiko dikalikan lamanya waktu paparan
Manfaat incidence rate, antara lain:
-          Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
-          Mengetahui risiko terkena masalah kesehatan tersebut
-          Mempersiapkan layanan kesehatan dalam tugasnya untuk menanggulangi masalah kesehatan tersebut

2.      Attack Rate
Adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada waktu tertentu dibandingkan jumlah penduduk berisiko yang tinggal pada tempat tersebut dalam satu waktu yang sama.
Manfaat attack rate:
-          Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit
Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi derajat serangan atau penularan penyakit tersebut.

3.      Secondary Attack Rate
Adalah suatu penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada serangan kedua dibandingkan jumlah penduduk dikurangi penduduk yang telah terkena penyakit pada serangan pertama. Biasanya digunakan untuk menghitung suatu penyakit menular dalam populasi kecil.

4.      Period Prevalence Rate
Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan dalam jangka waktu tertentu dibagi jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu tersebut.
Period Prevalence Rate lebih tepat digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat munculnya, seperti penyakit kanker dan kelainan jiwa.

5.      Point Prevalence Rate
Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan dalam suatu saat tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu.
Point Prevalence Rate dapat digunakan sebagai ukuran dalam penilaian kinerja dan mutu dari fasilitas layanan kesehatan.


TUGAS MATKUL DASAR EPIDEMIOLOGI : ANALISIS METODE PENELITIAN EXPERIMENT QUASI

PENGARUH KONSELING GIZI DAN SUPLEMENTASI GIZI MIKRO DUA KALI SEMINGGU TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN DAN ASUPAN MAKANAN IBU HAMIL

Hapzah*1,2, Veni Hadju2,3, Saifuddin Sirajuddin2,3
*E-mail : hapzah@yahoo.co.id
1Stikes Bina Bangsa Majene Sulawesi Barat
2Konsentrasi Gizi,Program Pascasarjana, Universitas Hasanuddin, Makassar
3Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar

METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian                  : Experiment Quasi (semu)
Lokasi Penelitian              : Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan
  Wilayah kerja Puskesmas Barandasi dan Puskesmas Mandai.
Desain Penelitian             : Non randomisasi
Pengambilan Sampel         : Purposive sampling dengan kriteria :
-          Ibu hamil Trimester II (13 – 24 minggu) kehamilan
-          Paritas < 3
-          Tinggi Badan >140
-          LILA > 21 cm
-          Kadar Hb > 8 g/dl
-          tidak mengalami perdarahan kronis
-          memiliki kemauan untuk mengikuti prosedur sampai selesai.
       Subjek Penelitian                 : sebanyak 60 orang, yaitu masing-masing 30 orang pada kelompok  perlakuan dan 30 orang pada kelompok kontrol.
Variabel Penelitian               : Variabel dependen / Kelompok perlakuan : wilayah kerja Puskesmas Barandasi
Variabel independen / Kelompok kontrol : wilayah kerja Puskesmas Mandai.

PELAKSANAAN INTERVENSI
1.      Ibu hamil pada kelompok perlakuan menerima konseling gizi sebulan sekali bersama dengan suplemen gizi mikro dua kali per minggu.
2.      Ibu hamil pada kelompok control hanya menerima suplemen gizi mikro dua kali per minggu.
3.      Konseling dilakukan di rumah setiap ibu hamil, yang kadang dihadiri olrh keluarga terdekat. Konseling diberikan oleh petugas terlatih / ahli gizi dengan memberikan petunjuk terkait makanan bergizi dari sumber makanan yang dapat diperoleh dengan mudah di sekitarnya
4.      Suplemen gizi mikro dibuat khusus terdiri dari zat besi dan folat, yang selama ini digunakan dalam program dan ditambahkan dengan 50 mg vitamin C dan 1800 RE vitamin A.
5.      Setiap ibu hamil memperoleh 8 kapsul setiap bulan dan dianjurkan mengonsumsi dua kali setiap minggu.
6.      Petugas lapangan mengontrol jumlah kapsul yang dikonsumsi setiap dua minggu.
7.      Intervensi dilakukan selama 12 minggu.

HASIL PENELITIAN
Setelah dilakukan intervensi selama 12 minggu, menunjukkan adanya peningkatan kadar hemoglobin pada kedua kelompok. Peningkatan kadar hemoglobin pada kelompok perlakuan lebih bermakna, yakni sebesar 0,35 g/dL. Sedangkan kelompok kontrol hanya mengalami peningkatan kadr hemoglobin 0.053 g/dL.
       Selain itu, terdapat peningkatan konsumsi makan dari kedua kelompok berbeda. Peningkatan konsumsi makan tersebut terkait dengan angka kecukupan gizi dan energi. Pada kelompok perlakuan, dari bulan 1, 2, 3 secara berurutan memiliki persentasi 102% AKG, 97% AKG, 126% AKG. Dibandingakan dengan kelompok kontrol, yaitu 80,6% AKG, 85% AKG, dan 94,6% AKG.
       Dari data di atas, konseling gizi telah membantu ibu hamil pada kelompok perlakuan untuk meningkatkan asupan makan hingga memiliki asupan makan yang lebih besar dari kelompok kontrol. Hal ini akan berdampak pada pertambahan berat badan ibu hamil selama tiga bulan intervensi. Pertambahan berat badan pada kelompok perlakuan yaitu 4,82 kg selama 3 bulan sedangkan pada kelompok kontrol 4,68 kg.